Pilih Mana, Sistem Proporsional Tertutup atau Terbuka?
RIAU24.COM - Analis politik dari Universitas Nasional (Unas) Selamat Ginting menyebutkan sistem pemilihan umum (Pemilu) proporsional tertutup dianggap lebih menguntungkan dibandingkan sistem proporsional terbuka yang dipakai selama ini.
Alasannya karena pihak pengendali sistem proporsional tertutup bukan si pemilik modal dikutip dari rmol.id, Selasa 30 Mei 2023.
"Bukan para bohir atau pemilik modal yang mengendalikan pemilu," sebutnya.
Menurutnya, partai politik yang menjadi satu-satunya pengendali dana kampanye.
Sistem proporsional tertutup juga bisa mencegah persaingan tidak sehat para calon anggota legislatif di dalam satu parpol.
"Walau dengan sistem proporsional tertutup, tapi bukan seperti membeli kucing dalam karung. Rakyat tetap bisa mengetahui siapa saja calon anggota legislatif dari partai-partai politik. Jadi ada adu gagasan serta platform partai politik," sebutnya.
"Rakyat memilih partai politik dan sekalian kecocokan dengan calon anggota parlemennya," sebutnya.
Menurutnya, hal ini sama seperti pada Pemilu 1955 dan Pemilu era Orde Baru, serta pemilu di awal Reformasi 1999 dan 2004.
Kala itu masyarakat hanya memilih atau menusuk tanda gambar partai politik untuk memilih anggota parlemen.
Nantinya partai politik yang akan menentukan wakilnya yang akan duduk di DPR/DPRD.
Parpol kala itu membuka secara transparan siapa saja dan urutan calon anggota legislatif dari partai politik.
Tak kalah hebatnya, sistem proporsional tertutup bisa menekan biaya Pemilu menjadi lebih murah.