Kanada dan Arab Saudi Pulihkan Hubungan Diplomatik Pasca Kejatuhan 2018
RIAU24.COM - Kanada dan Arab Saudi telah sepakat untuk memulihkan hubungan diplomatik penuh dan menunjuk duta besar baru, kata kedua negara pada hari Rabu, mengakhiri perselisihan tahun 2018 yang merusak hubungan dan perdagangan.
Keputusan tersebut menyusul diskusi yang diadakan antara Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman di sela-sela KTT Forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Bangkok pada November tahun lalu, menurut pernyataan dari Kanada dan Arab Saudi.
“Keputusan tersebut berasal dari keinginan kedua belah pihak untuk memulihkan hubungan diplomatik antara kedua negara atas dasar saling menghormati dan kepentingan bersama," kata pernyataan tersebut.
Pertikaian 2018 terjadi sebelum pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi akhir tahun itu, yang dikutuk oleh Kanada dan semua negara Barat.
Itu dimulai ketika kedutaan Kanada di Riyadh menerbitkan tweet dalam bahasa Arab yang mendesak pembebasan segera aktivis hak-hak perempuan yang ditahan oleh Arab Saudi.
Hal itu mendorong Riyadh untuk menarik duta besarnya dan melarang utusan itu kembali, dan memberlakukan larangan perdagangan baru.
"Langkah-langkah perdagangan hukuman akan dicabut," kata sumber pemerintah Kanada yang mengetahui perjanjian tersebut yang tidak berwenang untuk berbicara dalam rekaman. Tidak jelas apa dampak perselisihan itu terhadap perdagangan.
Arab Saudi adalah pasar ekspor terbesar untuk Kanada di kawasan itu pada tahun 2021, menurut data resmi, dengan total C$2,2 miliar ($1,65 miliar). Impor adalah $2,4 miliar.
Hampir semua impor Kanada adalah minyak dan petrokimia. Lebih dari 80% ekspor ke Arab Saudi adalah alat transportasi.
"Kursi kosong pada akhirnya tidak mendorong kepentingan kita ke depan, dan mereka tidak mendorong hal-hal seperti hak asasi manusia ke depan," tambah sumber itu.
Normalisasi terjadi ketika pangeran Saudi, yang dikenal sebagai MbS, berusaha untuk menegaskan kembali Arab Saudi sebagai kekuatan regional dengan menggunakan tempatnya di atas raksasa energi di dunia yang bergantung pada minyak yang dikonsumsi oleh perang di Ukraina.
"Arab Saudi sangat penting di kawasannya. Ini pemain penting," kata Roland Paris, mantan penasihat kebijakan luar negeri Trudeau dan profesor urusan internasional di Universitas Ottawa.
"Masuk akal untuk memiliki duta besar kembali untuk menjaga saluran komunikasi tetap terbuka," tambahnya.
Kanada akan menunjuk Jean-Philippe Linteau sebagai duta besarnya yang baru di Riyadh.
Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly mengatakan, "kita perlu melakukan percakapan dengan orang-orang yang tidak selalu kita setujui dalam segala hal untuk menemukan solusi global untuk masalah global," tambah sumber itu.
(***)