Viral, Begini Cerita di Balik 32 Biksu yang Berjalan Kaki dari Thailand Menuju Candi Borobudur
RIAU24.COM - Dalam beberapa hari terakhir, media sosial diramaikan dengan foto dan video berisi puluhan biksu yang sedang berjalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Biksu ini berjalan kaki dalam rangkaian merayakan Waisak 2023 atau 2567 BE pada Juni mendatang.
Ketua Thudong Internasional Welly Widadi mengatakan, ritual ini baru pertama kali dilakukan di Indonesia dan tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (Muri).
"Ritual thudong ini seperti napak tilas, di mana dilakukan dari Thailand berjalan kaki menuju Malaysia dan berjalan menuju Singapura," kata Welly kepada Kompas.com, Minggu (14/5/2023).
"Dari Singapura naik kapal feri menuju Batam, dari Batam naik pesawat ke Jakarta. Dari jakarta langsung jalan kaki ke Candi Borobudur," sambungnya.
Menurutnya, 32 biksu yang berasal dari Indonesia, Thailand, dan Malaysia tersebut mulai berjalan sejak dua bulan yang lalu.
Meski berjalan ribuan kilometer melintasi beberapa negara, Welly menyebut mereka tidak membawa uang dan hanya makan dua kali dalam satu hari.
"Mereka memang tidak membawa uang. Biksu itu sehari hanya makan dua kali sampai jam 12 siang. Setelah jam 12 siang tidak makan sama sekali, tapi minum tetap diperbolehkan asal tidak mengandung susu," jelas dia.
Untuk memenuhi kebutuhannya, para umat Buddha di berbagai daerah yang dilewati biasanya secara sukarela menyediakan tempat tinggal dan makanan.
Bukan hanya dari kalangan umat Buddha, para biksu ini juga disambut hangat oleh beberapa umat beragama lainnya.
Saat tiba di Karawang, misalnya, 32 biksu ini dijamu di salah satu pondok pesantren.
Selain itu, perjalanan para biksu dari Jakarta ke Borobudur juga dikawal oleh Laskar Macan Ali Cirebon.
Menurutnya, 32 biksu tersebut melakukan ritual thudong secara sukarela dan tanpa ada seleksi khusus.
"Mereka ini memang sudah biasa melakukan kegiatan serupa. Tidak semua biksu sanggup melakukan perjalanan ribuan kiloneter seperti ini," jelas dia.
"Tentunya para biksu yang berpengalamanlah yang bisa melakukan ini," sambungnya.
Dalam perjalanannya, Welly menuturkan bahwa tantangan terberat yang dihadapi para biksu ini adalah perubahan cuaca.
Pasalnya, cuaca di beberapa negara yang dilalui mencapai 41 derajat Celcius. Namun, tekad kuat dan keyakinan para biksu ini membuat membuat mereka mampu mengatasi tantangan tersebut.
"Para biksu ini memiliki tekad bahwa mereka tidak akan merasakan panas, hujan, atau angin. Itu sudah tekad mereka," kata dia.
Kendati demikian, disediakan mobil ambulans atau mobil panitia yang mengikuti perjalanan para biksu ini. ***