Menu

Permintaan Maaf Israel Usai Setahun Tewasnya Jurnalis Al Jazeera 

Zuratul 12 May 2023, 23:26
Permintaan Maaf Israel Usai Setahun Tewasnya Jurnalis Al Jazeera. (Twitter/Foto)
Permintaan Maaf Israel Usai Setahun Tewasnya Jurnalis Al Jazeera. (Twitter/Foto)

RIAU24.COM - Israel akhirnya meminta maaf atas tewasnya jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh. Permintaan maaf disampaikan Angkatan Bersenjata Israel (IDF) setahun setelah insiden tersebut.

Dilansir CNN, Jumat (12/5/2023), Shireen Abu Akleh tewas akibat tembakan di belakang kepalanya saat meliput operasi militer Israel di Jenin, Tepi Barat pada 11 Mei 2022 lalu.

Permintaan maaf ini adalah pertama kalinya disampaikan oleh militer Israel atas terbunuhnya koresponden terkemuka untuk Al Jazeera itu. Pada tahun lalu Israel mengakui adanya 'kemungkinan besar' Abu Akleh ditembak oleh seorang tentara Israel.

Permintaan maaf itu disampaikan oleh juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari dalam wawancara dengan jurnalis CNN, Eleni Giokos, dalam acara 'Connect the World' pada Kamis (11/5) waktu setempat.

"Saya pikir ini adalah kesempatan bagi saya untuk mengatakan bahwa kami sangat meminta maaf atas kematian Shireen Abu Akleh," ucap Hagari.

"Dia merupakan seorang jurnalis, seorang jurnalis yang sangat terkemuka," imbuhnya merujuk pada Abu Akleh.

Hagari mengklaim bahwa Israel menghargai demokrasi. Dia menyebut bahwa Israel menginginkan wartawan merasa aman di Israel saat perang.

"Di Israel, kami menghargai demokrasi kami dan dalam demokrasi, kami melihat nilai tinggi dalam jurnalisme dan kebebasan pers. Kami menginginkan wartawan merasa aman di Israel, terutama pada masa perang, bahkan jika mereka mengkritik kami," tegas Hagari dalam pernyataannya.

Sementara itu, investigasi CNN pada Mei tahun lalu mengungkapkan bukti-bukti, termasuk dua video dari lokasi penembakan, yang menunjukkan tidak ada pertempuran aktif, ataupun keberadaan militan Palestina, di dekat Abu Akleh sebelum penembakan yang menewaskannya.

Rekaman video yang didapatkan CNN, diperkuat oleh keterangan delapan saksi mata, seorang analis audio forensik dan pakar senjata-peledak, menunjukkan bahwa tentara Israel membidik jurnalis veteran Al Jazeera itu.

Ketika IDF untuk pertama kalinya mengakui, pada September tahun lalu, bahwa ada 'kemungkinan besar' Abu Akleh 'secara tidak sengaja' tertembak dan terbunuh oleh tembakan Israel, Kantor Jenderal Advokat Militer menyatakan tidak berniat mengupayakan dakwaan atau penuntutan pidana terhadap tentara yang terlibat.

(***)