Kapal Rusia Terlihat di Dekat Jalur Pipa Nord Stream Beberapa Hari Sebelum Ledakan
RIAU24.COM - Sebuah surat kabar Denmark mengklaim mengutip militer Denmark bahwa sebuah kapal angkatan laut Rusia terlihat di dekat pipa Nord Stream beberapa hari sebelum ledakan yang terjadi pada September tahun lalu.
Surat kabar Dagbladet Information pada hari Kamis melaporkan bahwa kapal penyelamat kapal selam Rusia, SS-750, terlihat di Laut Baltik empat hari sebelum ledakan pipa yang tidak dapat dijelaskan yang menghubungkan Rusia ke Jerman.
Surat kabar yang mengutip otoritas pertahanan Denmark melaporkan bahwa ada 26 gambar yang diambil dari kapal yang membawa kapal selam kecil yang dirancang untuk melakukan operasi bawah air.
“Militer Denmark mengonfirmasi bahwa 26 foto kapal Rusia diambil dari kapal patroli Denmark di zona yang terletak di sebelah timur Bornholm pada 22 September 2022,” kata laporan itu, menambahkan foto-foto itu dirahasiakan.
Jaksa yang memimpin penyelidikan Swedia telah mengakui keberadaan foto-foto tersebut.
"Saya mengetahui informasi sebelumnya. Ini bukan informasi baru bagi kami," kata Mats Ljungqvist pada hari Jumat, kantor berita AFP melaporkan.
Dia, bagaimanapun, tidak membocorkan lebih lanjut tentang bagaimana tim penyelidik bermaksud menggunakan foto-foto ini untuk penyelidikan, dengan mengatakan bahwa itu rahasia.
Tujuh bulan telah berlalu sejak ledakan tersebut dan belum ditetapkan siapa yang bertanggung jawab, meskipun investigasi kriminal dilakukan oleh tiga negara yakni Jerman, Swedia, dan Denmark yang berbatasan dengan jalur pipa tersebut.
Otoritas Swedia dan Denmark menyebut ledakan itu sebagai tindakan sabotase yang disengaja.
Pada bulan November, Otoritas Kejaksaan Swedia mengklaim bahwa residu bahan peledak dan beberapa benda asing ditemukan di TKP di dasar laut, sekitar 100 meter di bawah permukaan Laut Baltik, dekat Pulau Bornholm di Denmark.
Pada bulan Maret, The New York Times melaporkan bahwa pejabat intelijen AS memiliki bukti bahwa kelompok pro-Ukraina bertanggung jawab atas ledakan tersebut, tanpa keterlibatan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Saat itu Ljungqvist mengatakan masih belum jelas siapa yang berada di balik sabotase tersebut, menyebutnya sebagai kasus yang rumit.
"Asumsi utama kami adalah bahwa ada negara di belakangnya," katanya seperti dikutip.
Politico melaporkan bahwa penyelidikan bersama oleh penyiar publik Denmark, Finlandia, Swedia dan Norwegia pekan lalu menemukan bahwa Rusia telah menggunakan kapal sipil untuk mengumpulkan intelijen pada aktivitas militer dan infrastruktur penting di Laut Utara.
(***)