Menu

Sandiaga Pamit, Gerindra: Mungkin Dia Tergoda Survei-Hasrat Politik 

Zuratul 24 Apr 2023, 19:20
Sandiaga Pamit, Gerindra: Mungkin Dia Tergoda Survei-Hasrat Politik. (CNNIndonesia/Foto)
Sandiaga Pamit, Gerindra: Mungkin Dia Tergoda Survei-Hasrat Politik. (CNNIndonesia/Foto)

RIAU24.COM - Sandiaga Uno mengundurkan diri sebagai kader Gerindra. Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menduga Sandiaga tergoda oleh survei.

"Ketika posisinya sekarang ini cukup bagus dengan reputasi dan keterkenalan yang dikenal luas oleh masyarakat, sepertinya dia tergoda oleh survei, tergoda oleh konten atau hasrat dan keinginan politiknya. Saya tidak tahu apa yang jadi harapan dan agendanya," kata Muzani di kediamannya, Karawaci, Tangerang, Senin (24/4/2023).

Muzani menuturkan Sandiaga Uno mengundurkan diri lantaran ingin bergabung dengan partai lain. Namun, Muzani mengaku tidak tahu partai yang dimaksud.

"Kemudian dia berpamit meninggalkan kita untuk loncat ke partai lain. Mungkin itu cara dia untuk mendapat posisi-posisi politik, loncat dari satu partai ke partai lain, nanti pindah ke partai lain ya saya tidak tahu," tuturnya.

Menurut Muzani langkah politik Sandiaga yang loncat dari satu partai ke partai lain tidak bisa dijadikan contok kader lainnya. 

Muzani menyebut dengan hengkangnya Sandiaga, internal Gerindra semakin solid mendukung Prabowo sebagai capres.

"Cuma ya sikap yang seperti itu bukan sebuah posisi yang bisa jadi contoh bagi kader Gerindra. Dan kader Gerindra dengan ini makin membulatkan kita semua untuk meyakinkan bahwa Prabowo Subianto harus terpilih. Karena pada proses ini ternyata mendapatkan tantangan dan rongrongan bukan hanya dari luar tapi dari dalam," ujarnya.

"Dan kami makin solid, makin yakin, soliditas Partai Gerindra tidak akan tergoyahkan dari posisi ini," lanjutnya.

Lebih lanjut, Muzani mengatakan politikus yang pindah dari partai satu ke partai lainnya sudah biasa. Namun, kata Muzani, ketika perpindahan itu bertujuan untuk mendapat suatu posisi maka yang bersangkutan tidak bersyukur.

"Orang masuk keluar partai sudah biasa, berpindah partai dah biasa, loncat dari kader partai A ke B sudah sering kita lihat dalam dunia perpolitikan. Tapi ketika loncatan itu dimaksudkan untuk menggapai posisi-posisi baru karena di posisi lama tidak mendapat yang diharapkan, tentu itu bukan bentuk syukur dan terimakasih yang ditunjukkan selama ini," imbuhnya.

(***)