Joe Biden Akan Ambil Tindakan Untuk Membatasi Investasi AS di China
RIAU24.COM - Presiden AS Joe Biden diperkirakan akan menandatangani perintah eksekutif sebelum KTT G-7 pada 19 Mei yang akan membatasi investasi bisnis Amerika di China.
Pemerintahan Biden akan memberlakukan pembatasan atas dasar keamanan nasional dan bukan sebagai langkah yang diklaim untuk membatasi kenaikan ekonomi China seperti yang sering diperdebatkan Beijing, Bloomberg melaporkan.
Perintah eksekutif Biden akan membatasi keterlibatan ekonomi AS-Tiongkok karena tindakan tersebut akan mengharuskan bisnis AS membatasi investasi mereka di bagian-bagian penting ekonomi Tiongkok, tambah laporan Bloomberg sambil mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
Perintah eksekutif dilaporkan akan mencakup bidang semikonduktor, Kecerdasan Buatan, dan komputasi kuantum.
Beberapa jenis investasi akan dilarang secara langsung, sementara yang lain akan meminta perusahaan untuk memberi tahu pemerintah, lapor Bloomberg.
AS dilaporkan telah memberi pengarahan kepada negara-negara G7 (Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, Uni Eropa) tentang pembatasan investasi yang akan diresmikan dalam beberapa minggu mendatang, tambah laporan itu.
Langkah tersebut diatur untuk menandai fase baru dalam kampanye Washington melawan perang ekonomi China yang muncul dengan ancaman keamanan nasional di Amerika Serikat dan di tempat lain.
Sebelumnya, AS memberlakukan tarif impor China di bawah mantan Presiden Donald Trump. Di masa lalu yang lebih baru, ekspor teknologi utama Amerika ke China juga dibatasi.
Mengapa AS ingin mengekang investasi Amerika di China?
Pada hari Kamis, dalam pidato yang disampaikan di Washington, Menteri Keuangan AS Janet Yellen membahas hubungan AS-Tiongkok.
Dia mengatakan bahwa pembatasan investasi AS yang terikat China akan memengaruhi teknologi sensitif khusus dengan implikasi keamanan nasional yang signifikan.
"Tindakan keamanan nasional ini tidak dirancang bagi kami untuk mendapatkan keuntungan ekonomi yang kompetitif, atau menghambat modernisasi ekonomi dan teknologi China," kata Yellen.
“AS akan melanjutkan masalah keamanannya terkait China bahkan ketika mereka memaksakan pertukaran dengan kepentingan ekonomi kita, dan akan terlibat dan berkoordinasi dengan sekutu dan mitra kita atas kebijakan tersebut,” pungkasnya.
(***)