4 Orang Tewas dan Beberapa Terluka Dalam Ledakan Bom Mobil Selama Festival Tahun Baru di Myanmar
RIAU24.COM - Empat orang tewas sementara beberapa lainnya terluka dalam serangkaian serangan bom mobil di sebuah pagoda di Myanmar timur pada Kamis (13/4/2023).
Insiden itu terjadi di pagoda Yan Taing Aung di kotapraja Lashio, negara bagian Shan di mana orang-orang yang bersuka ria berkumpul untuk merayakan awal tahun baru Buddha.
Festival Thingyan biasanya merupakan acara yang menyenangkan di mana orang berkumpul untuk merayakan dan memainkan perang air publik.
Namun, sejak Myanmar jatuh ke titik nadir kekerasan tanpa akhir setelah kudeta militer, peristiwa tersebut telah dipolitisasi dengan seruan pegiat pro-demokrasi untuk memboikot acara yang diselenggarakan oleh junta.
Setidaknya tiga kendaraan hancur dalam serangan itu dengan seorang petugas penyelamat mengatakan, empat orang tewas di tempat.
Secara keseluruhan, 12 orang terluka sementara dua lainnya dalam kondisi serius, semuanya dengan cepat dibawa ke rumah sakit terdekat. Sementara itu, pihak berwenang membersihkan area tersebut untuk bahan peledak lebih lanjut.
Serangan Udara Junta di Sebuah Desa
Pemboman itu diketahui terjadi pasca serangan udara yang dilakukan Junta Myanmar di sebuah desa yang menewaskan lebih dari 130 orang, dalam apa yang oleh banyak orang disebut sebagai serangan paling mematikan oleh militer setelah merebut kekuasaan dalam kudeta dua tahun lalu.
Penduduk desa mengatakan kepada AFP bahwa sulit untuk mengidentifikasi korban tewas.
"Kami tidak dapat mengidentifikasi lagi siapa di antara yang mati karena mereka semua adalah potongan-potongan," kata penduduk desa.
Serangan itu terjadi beberapa hari setelah kepala junta Min Aung Hlaing mengatakan dia akan mengambil tindakan tegas terhadap pemberontak Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) dan kelompok etnis bersenjata sekutunya.
"Tindakan teror NUG dan apa yang disebut Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) anteknya perlu ditangani untuk selamanya," kata Hlaing.
Untuk menghancurkan perlawanan yang dipimpin oleh NUG dan PDF, dia memerintahkan tentaranya untuk menggunakan senjata api yang disediakan secara efektif.
Kepala junta mengatakan bahwa militer kemudian akan mengadakan pemilihan yang bebas dan adil setelah keadaan darurat selesai.
Tentara Myanmar telah berurusan dengan kelompok-kelompok yang berbeda pendapat menggunakan tangan besi sejak berkuasa. Mereka yang menentang aturan junta telah dibunuh tanpa ampun.
Menurut berbagai perkiraan, tindakan keras terhadap suara-suara anti-junta telah menewaskan lebih dari 3.200 orang.
(***)