Menu

Palsukkan Kematian dengan Bakar Diri, Pemerkosa dan Pembunuh Asal Afrika Selatan ini Ditangkap Usai Buron 1 Tahun 

Zuratul 10 Apr 2023, 10:05
Palsukkan Kematian dengan Bakar Diri, Pemerkosa dna Pembunuh Asal Afrika Selatan ini Ditangkap Usai Buron 1 Tahun (Ilustrasi/Pixabay)
Palsukkan Kematian dengan Bakar Diri, Pemerkosa dna Pembunuh Asal Afrika Selatan ini Ditangkap Usai Buron 1 Tahun (Ilustrasi/Pixabay)

RIAU24.COM - Seorang pelaku pemerkosa dan pembunuhan yanv melarikan diri dari Afrika Selatan dengan memalsukkan kematiannya telah di tangkap di Tanzania

Thabo Bester menjadi buron selama setahun diperkirakan dia meninggal dengan cara membakar diri di sel. 

Perburuan diluncurkan bulan lalu setelah penyelidikan post-mortem baru mengungkapkan bahwa mayat itu sebenarnya bukan miliknya.

Bester ditangkap pada Jumat (7/4/2023) bersama pacarnya dan tersangka ketiga dan akan diekstradisi ke Afrika Selatan.

Polisi mengatakan mereka yakin ketiganya berniat melarikan diri ke negara tetangga Kenya.

Bester dikenal sebagai "pemerkosa Facebook" karena menggunakan situs jejaring sosial untuk memikat korbannya.

Dia dihukum pada 2012 atas pemerkosaan dan pembunuhan pacar modelnya Nomfundo Tyhulu. Setahun sebelumnya, dia dinyatakan bersalah memperkosa dan merampok dua wanita lain.

Pada Mei tahun lalu, dia dilaporkan ditemukan tewas di selnya setelah tampaknya membakar diri di Pusat Pemasyarakatan Mangaung di kota Bloemfontein.

Namun, media lokal mulai meragukan kematian Bester akhir tahun lalu.
Pada Maret lalu, polisi membuka penyelidikan pembunuhan baru setelah tes lebih lanjut mengungkapkan bahwa almarhum bukan Bester - dan bahwa orang tak dikenal telah meninggal karena trauma benda tumpul di kepala.

Karyawan perusahaan keamanan G4S milik Inggris, yang mengelola penjara tempat dia ditahan, dituduh membantunya melarikan diri.

Tiga karyawan diberhentikan sehubungan dengan insiden itu.

Pekan lalu banyak bukti adanya  kemunculan Bester yang dilaporkan selama setahun terakhir, termasuk klaim bahwa dia berbelanja bahan makanan di pinggiran kota Johannesburg yang makmur, dan tinggal di sebuah rumah sewaan di sana.

Pelarian Bester memicu kemarahan di Afrika Selatan, yang memiliki salah satu tingkat kekerasan seksual tertinggi di dunia.

(***)