RIAU24.COM - Surat kabar New York Times menolak untuk membayar biaya bulanan untuk mendapatkan centang biru Twitter. 

Saat ini media asal Amerika Serikat (AS) itu terpantau kehilangan centang biru di Twitter. 

Juru bicara New York mengatakan pihaknya menolak membayar centang biru usai kehilangan status terverifikasi pada platform media sosial tersebut. 

"Kami juga tidaka akn mengganti pembayaran Twitter Blue untuk akun pribadi reporter kecuali dalam kasus yang jarang terjadi di mana status itu penting untuk tujuan pemberitaan," kata juru koran tersebut. 

Menurut kebijakan baru Twitter, tanda centang biru kini hanya bisa didapatkan melalui langganan berbayar. Di Amerika Serikat, setiap badan organisasi harus mengeluarkan 1.000 USD atau setara dengan Rp15 juta per bulan untuk mendapatkan tanda centang emas.

Sedangkan individu yang ingin mendapatkan centang biru bisa berlangganan dengan harga mulai dari 7 USD atau setara dengan Rp105 ribu.

Tak hanya New York Times yang menolak membayar. Media daring Politico juga tidak akan membayar verifikasi biru Twitter milik stafnya.

Twitter mengumumkan sejak 1 April, sejumlah akun akan kehilangan tanda centang biru pada akun terverifikasi karena perusahaan media sosial milik Elon Musk tersebut memuituskan menghentikan program lama. 

Situs berita Axios sebelumnya juga melaporkan Gedung Putih tidak akan membayar hanya demi centang biru untuk akun Twitter resmi stafnya. 

(***)