Di Era Omicron Saat Ini, WHO Revisi Rekomendasi Vaksin Covid-19
RIAU24.COM - Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang luar biasa. Virus ini terus bermutasi dan menimbulkan varian baru setiap tahunnya. Sejak April 2022, terdapat dua varian virus SARS-CoV2 yang menjadi perhatian dunia (variant of concerns), yaitu varian Delta (B.1.617.2) dan Omicron (B.1.1.529).
Saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merevisi rekomendasi vaksinasi Covid-19 di fase pandemi baru yang didominasi oleh varian omicron. Dalam revisi terbaru, vaksinasi Covid-19 kini lebih difokuskan pada kelompok yang berisiko tinggi terhadap sakit berat dan kematian akibat Covid-19.
Menurut WHO, kelompok yang dinilai berisiko tinggi terhadap risiko sakit berat dan kematian akibat Covid-19 adalah lansia dan orang yang berusia lebih muda namun memilkiki komorbid. Rekomendasi vaksinasi Covid-19 terbaru menganjurkan kelompok ini untuk mendapatkan satu suntikan booster dalam kurun waktu 6-12 bulan setelah vaksin terakhir diberikan.
Dalam revisi terbaru, anak kecil dan remaja yang sehat kini memiliki status "prioritas rendah" untuk vaksinasi Covid-19. WHO juga mengimbau negara-negara di dunia untuk mempertimbangkan faktor lain, seperti beban penyakit, sebelum merekomendasikan vaksin Covid-19 kepada kelompok anak dan remaja yang sehat.
Pada dasarnya, vaksin Covid-19 aman diberikan untuk semua kelompok usia. Rekomendasi baru ini dibuat oleh WHO dengan mempertimbangkan beragam faktor lain, termasuk efektivitas pembiayaan.
Selain itu, rekomendasi terbaru ini juga lebih menekankan pemberian dua dosis vaksin Covid-19 utama dan satu dosis booster. Pemberian vaksin Covid-19 di luar ketiga dosis tersebut tak lagi direkomendasikan secara rutin bagi kelompok yang berisiko sedang karena manfaatnya tampak kecil.
WHO mengatakan rekomendasi terbaru yang mereka berikan ini merupakan saran yang didasarkan pada gambaran perkembangan Covid-19 dan tingkat imunitas global saat ini. WHO mengungkapkan bahwa rekomendasi terbaru ini tak ditujukan sebagai panduan jangka panjang mengenai perlu atau tidaknya pemberian booster tahunan.
"Roadmap yang telah direvisi ini kembali menekankan pentingnya vaksinasi pada orang yang berisiko tinggi terhadap sakit berat (akibat Covid-19)," ujar Kepala Strategic Group of Experts on Immunisation WHO, Hanna Nohynek, seperti dilansir Reuters, Selasa (28/3).