Bajak Laut Ambil Alih Kapal Tanker Minyak Berbendera Liberia di Teluk Guinea
RIAU24.COM - Sebuah kapal tanker minyak yang menunjukkan bendera Liberia sebagai penanda identitasnya dilaporkan diambil alih oleh perompak dengan 16 anggota awak di Teluk Guinea Afrika Barat, lapor pemilik kapal Denmark itu pada Selasa.
Serangan itu terjadi di barat daya Port Pointe-Noire, Kongo, demikian yang dilaporkan Associated Press.
“Monjasa Reformer mengalami situasi darurat pada Sabtu malam,” kata Monjasa, perusahaan yang berbasis di Denmark yang memiliki kapal itu, dalam sebuah pernyataan resmi.
Juru bicara perusahaan, Thorstein Andreasen mengatakan bahwa para kru mencari perlindungan di benteng, sejalan dengan aparat pelatihan untuk menangani kemungkinan yang diharapkan terkait pembajakan.
Kebangsaan anggota kru dan bajak laut tidak segera diketahui.
Saluran komunikasi dengan kapal itu turun dan otoritas internasional telah disiagakan, kata pernyataan itu.
Lokasi pasti kapal tanker itu tidak diketahui.
Teluk Guinea secara luas dikaitkan sebagai tempat paling berbahaya di dunia untuk serangan terhadap kapal.
Pada bulan Juni, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan suara bulat mengadopsi resolusi yang mengutuk keras pembajakan, perampokan bersenjata, dan penyanderaan di daerah tersebut.
Pembajakan ini terjadi lebih jauh ke selatan di daerah yang biasanya tidak diserang oleh bajak laut.
"Ini mengkhawatirkan karena jarang terjadi di daerah ini dibandingkan dengan Teluk Guinea, misalnya, di mana beberapa pembajakan kapal terjadi setiap tahun," kata Rida Lyammouri, peneliti senior di Policy Center for the New South, sebuah kelompok cendekiawan yang berbasis di Maroko, seperti dikutip Associated Press.
"Mudah-mudahan kita tidak menyaksikan tren baru dan (ini) hanya insiden yang terisolasi. Ini juga dapat dijelaskan dengan peningkatan langkah-langkah keamanan di Teluk Guinea dan bajak laut sedang mencari area operasi baru," katanya.
(***)