PM Netanyahu Pecat Menteri Pertahanan Israel yang Serukan Penghentian Perombakan Peradilan
RIAU24.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memecat Menteri Pertahanan Yoav Gallant pada Minggu (26/3/2023), sehari setelah pidatonya meminta pemerintah untuk menghentikan perombakan peradilan yang diusulkan dan mengadakan pembicaraan dengan lawan-lawannya.
Pidato itu datang beberapa hari setelah Netanyahu memanggil kepala militer yang sebelumnya telah menyatakan kekhawatiran tentang sejumlah warga Israel yang berjanji untuk tidak mengindahkan panggilan untuk tugas cadangan militer jika reformasi disahkan.
Dalam sebuah pernyataan singkat, kantor PM mengatakan bahwa Gallant akan dipindahkan dari jabatannya. Namun, belum ada kejelasan mengenai jabatan baru yang akan diberikan kepadanya.
“Netanyahu memutuskan untuk membebaskan Menteri Pertahanan Yoav Galant dari tugasnya", kata kantor perdana menteri dalam sebuah pernyataan singkat.
Menurut laporan Times of Israel, para pemimpin protes telah mengumumkan unjuk rasa spontan di luar markas militer di Tel Aviv sebagai tanggapan atas keputusan Netanyahu untuk memecat menteri pertahanan.
Menanggapi penggulingan itu, Gallant turun ke Twitter dan berkata, "Keamanan Negara Israel selalu dan akan selalu menjadi misi hidup saya".
Sementara itu, mantan PM dan pemimpin oposisi Yair Lapid juga turun ke platform microblogging dan menyebut langkah itu sebagai titik terendah baru dan menyebut Netanyahu sebagai bahaya bagi keamanan Israel.
Gallant adalah anggota parlemen dari partai Likud sayap kanan Netanyahu, secara terbuka mendesak Netanyahu untuk menangguhkan rencana reformasi hukum kontroversial pemerintah.
Menurut laporan media Israel, pada hari Kamis, Gallant akan menyampaikan pernyataan yang direncanakan yang menyerukan penghentian rencana untuk menjaga ketertiban di jajaran militer yang ditangguhkan setelah dia dipanggil oleh kantor Netanyahu.
Dalam pidato singkat yang disiarkan televisi, pada hari Sabtu, menteri pertahanan Israel mengatakan, "Keamanan Israel adalah tujuan hidup saya. Bahkan sekarang, saya bersedia mengambil risiko dan membayar harga. Ancaman di sekitar kita sangat besar, dekat dan jauh."
Dia juga berbicara tentang bagaimana dia khawatir tentang percakapan seputar reformasi peradilan yang diusulkan dan bahwa dia tidak pernah menghadapi intensitas kemarahan dan rasa sakit seperti yang dia lakukan karena undang-undang yang diusulkan.
(***)