Ketika AS dan Kanada Berjanji Bersatu Melawan Rezim Otoriter China
RIAU24.COM - Amerika Serikat dan Kanada pada hari Jumat berjanji untuk berdiri bersama melawan rezim otoriter baik di dalam maupun di luar negeri.
Sumpah itu diambil saat Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau bertemu selama kunjungan ke Kanada.
Menurut Reuters, kedua negara akan memenuhi janji ini sebagian dengan mengurangi ketergantungan mereka pada negara lain, termasuk China yang semakin agresif untuk mineral kritis dan semikonduktor.
Berbicara kepada parlemen Kanada di Ottawa, Presiden Amerika mengatakan dia percaya bahwa Kanada dan AS dapat bekerja sama untuk menciptakan rantai pasokan yang andal dan tangguh, dan bahwa kemakmuran bersama kedua negara terhubung dengan keamanan bersama.
"Saya percaya kita memiliki kesempatan luar biasa untuk bekerja sama sehingga Kanada dan Amerika Serikat dapat mencari dan memasok di sini di Amerika Utara semua yang kita butuhkan untuk rantai pasokan yang andal dan tangguh," kata Biden menambahkan bahwa sebagai anggota NATO, kedua negara akan mempertahankan setiap inci wilayah NATO.
Juga berbicara di Parlemen, Trudeau mengatakan bahwa Amerika Serikat dan Kanada harus bekerja sama untuk membangun pasar Amerika Utara dalam segala hal mulai dari semikonduktor hingga baterai panel surya.
"Dengan persaingan yang semakin ketat, termasuk dari China yang semakin tegas, tidak ada keraguan mengapa penting bagi kita untuk saling berpaling sekarang untuk membangun pasar Amerika Utara dalam segala hal mulai dari semikonduktor hingga baterai panel surya," katanya.
Reuters melaporkan bahwa sementara Kanada sudah memiliki kelimpahan mineral penting yang digunakan dalam produksi baterai dan kendaraan listrik (EV), China saat ini mendominasi pasar global.
"Cara hidup kita menghadapi banyak ancaman pada saat yang sama," kata Trudeau.
Menurut Reuters, ia juga mengulangi tiga kali dalam pidatonya kalimat kebijakan keamanan adalah kebijakan iklim dan kebijakan ekonomi.
Pemimpin Kanada itu menyatakan persatuan dengan Amerika Serikat dalam mendukung Ukraina dan mengatakan bahwa kedua sekutu harus terus menghadapi ancaman otoriter, baik di dalam maupun di luar negeri.
(***)