Mengenal Lagi Politik Keji, Licik dan Kejam yang Pernah Dibuat Ken Arok
RIAU24.COM - Sosok raja besar di Singasari, Ken Arok diketahui pernah menerapkan politik keji, licik dan kejam.
Hal ini muncul karena ambisi kekuasaan dan keserakahan dikutip dari krjogja.com.
Cerita diawali saat Ken Arok remaja. Kala itu dia merupakan orang baik dan ksatria jago duel dan sakti diasuh oleh seseorang bernama Lohgawe.
Seiring berjalannya waktu, Ken Arok mengabdi ke Adipati Tunggul Ametung yang memiliki istri cantik bernama Ken Dedes.
Saat mengabdi ini Ken Arok memiliko sahabat karib bernama Kebo Ijo.
Saat itu, Ken Arok diketahui amat berambisi dengan kekuasaan dan ingin menjadi raja.
Untuk mewujudkan mimpinya ini, ia mendatangi seorang Empu ternama pada zaman itu, Empu Gandring untuk minta tolong dibuatkan keris.
Meski keris belum jadi, ia memaksa Empu Gandring menyerahkan keris tersebut.
Bukannya berterima kasih kepada Empu Gandring, justru ia malah membunuhnya.
Tak sampai disitu, dia juga mencari cara untuk membunuh Adipati Tunggul Ametung namun harus tampak bersih dan seakan tidak bersalah.
Dia pun menitipkan keris empu gandring kepada sahabatnya sendiri yakni Kebo Ijo, sambil berpesan agar keris ini diakui miliknya.
Kebo Ijo senang dan bangga, keris itu sering dibawa kemana-mana bahkan ditunjukkan petinggi istana Tunggul Ametung.
Suatu malam Ken Arok mencuri keris itu di rumah Kebo Ijo dan digunakan membunuh Adipati Tunggul Ametung.
Saat itu Ken Arok membiarkan keris menancap di dada Tunggul Ametung.
Atas kejadian ini, sudah pasti tuduhan menyasar ke Kebo Ijo sahabat Ken Arok karena dianggap sebagai pemilik keris tersebut.
Ken Arok kemudian pura pura menjadi pahlawan istana dan membunuh temannya sendiri, Kebo Ijo.
Hal ini dilakukannya karena ingin menjadi penyelamat Kadipaten Tumapel dari ulah Kebo Ijo.
Tak lama, Ken Arok menjadi Adipati Tumapel sekaligus dianggap pahlawan bagi rakyatnya.