Kabar Duka! Nani Wijaya Meninggal Dunia, Sempat Alami Penumpukan Lendir di Paru-Demensia
RIAU24.COM - Aktris senior Nani Wijaya meninggal dunia. Kabar duka tersebut disampaikan langsung oleh pihak keluarga yakni anaknya Cahya Kamila.
"INNALILLAHIWINAILAIHIROJIUN Telah bepulang ibunda kami tercinta dengan tenang Ibu Hj. Nani Widjaya . Di Rs Fatmawaty 16 Maret 2023 pd pukul 3.28. Mohon dimaafkan segala kesalahan yg disengaja maupun tidak disengaja," tulis Cahya Kamila dilihat diunggahannya, Kamis (16/3/2023).
Penyebab kematian
Nani Wijaya beberapa waktu lalu dilarikan ke rumah sakit pasca mengeluh sesak napas hingga dirawat di RS Fatmawati. Kala itu, ia mengalami penumpukan lendir di paru-paru.
Kondisi ini membuat dirinya semakin sulit bernapas hingga keluarga sepakat membawa Nani dirawat secara intensif di RS. Dikutip dari Web MD, lendir di paru-paru bisa dipicu infeksi flu, bronkitis akut, radang paru, penyakit paru obstruktik kronik, dan lainnya.
"Beliau tidak bisa mengeluarkan slime (lendir) dari paru-paru sehingga sulit untuk bernapas. Karena semakin sulit bernapas, makanya kami sekeluarga sepakat untuk membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif," ujar anaknya yang lain, Nina Wijaya.
Selain itu, Nani Wijaya diketahui mengalami demensia. Ingatannya semasa dirawat di RS disebut semakin menurun. Cahya menyebut sikap sang ibu semakin mirip dengan anak kecil karena demensia.
"Daya ingatnya makin menurun, makin kayak anak kecil. Pasti sedih, tapi karena kondisi ibu sudah lama seperti itu, tapi karena melihat ibu mengalami penurunan, kita sudah lebih siap untuk menerima keadaan ibu," tutur Cahya beberapa waktu lalu.
Dikutip dari Healthline, demensia merupakan istilah umum yang menggambarkan gejala ketika otak dipengaruhi oleh penyakit atau kondisi tertentu.
Demensia sering dimulai dengan lupa terhadap sesuatu yang sederhana. Orang dengan demensia mengalami kesulitan melacak waktu dan cenderung kehilangan arah. Saat demensia sudah semakin parah, pengidapnya sulit untuk mengingat nama dan wajah seseorang.
Pada tahap lebih lanjut, pengidap demensia menjadi tak mampu merawat diri sendiri. Perilaku si pengidap bisa berubah terus-menerus dan dapat berubah menjadi depresi dan agresi. Hal ini terjadi ketika sel-sel otak tertentu rusak karena seiring bertambahnya usia.
(***)