Jagorawi, Tol Pertama di Indonesia yang Punya Fasilitas Pengolahan Sampah Lalat Tentara Hitam
RIAU24.COM - Jalan Tol Jagorawi merupakan tol pertama di Indonesia yang dilengkapi fasilitas pengolahan sampah atau limbah organik dengan teknologi biokonversi yang memanfaatkan Lalat Tentara Hitam/Black Soldier Fly (BSF).
Fasilitas ini terdapat di Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) atau rest area KM 10 Tol Jagorawi arah Cibubur.
Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah dalam sambutannya mewakili Menteri PUPR Basuki Hadimuljono memastikan hal itu saat Peluncuran Fasilitas Biokonversi Pengolahan Sampah Organik hasil kerja sama Yayasan Korindo dan Yayasan Forest For Life Indonesia (FFLI) di Rest Area Cibubur, Rabu.
"Kami berharap akan semakin banyak fasilitas-fasilitas seperti ini dibangun baik di rest area maupun lokasi lain," ujar Zainal seperti dikutip dari laman resmi Kementerian PUPR.
Sebagai salah satu bentuk tanggung jawab para pengelola rest area, sudah sepantasnya TIP memiliki fasilitas pengolahan sampah seperti ini.
"Jangan lagi memindahkan masalah sampah organik ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) jika dapat diselesaikan di tempat masing-masing sumber sampah," tandasnya.
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti menambahkan, metode biokonversi serupa juga telah diterapkan pada Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R) yang dibangun Kementerian PUPR.
"Ada 12 tempat, di antaranya di Borobudur dan di Parung Bogor," jelasnya.
Sementara itu, Ketua FFLI Hadi Pasaribu menjelaskan, metode biokonversi dengan menggunakan BSF relatif aman bagi lingkungan.
Pada metode ini, larva BSF akan mengurai sampah organik yang dihasilkan oleh aktivitas manusia.
"Setelah optimal mengurai sampah organik, larva-larva tersebut bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak, seperti ayam atau ikan karena kaya akan asam amino dan protein. Proses inilah yang pada akhirnya membentuk ekonomi sirkuler, di mana prospek ekonomi baru terjadi," terangnya.
Sekretaris Jenderal Yayasan Korindo Seo Jeongsik mengatakan, selain bermanfaat bagi lingkungan, fasilitas ini diharapkan bisa menciptakan peluang ekonomi baru.
"Hal ini dikarenakan, Yayasan Korindo akan mengembalikan keuntungan yang muncul dari proyek ini untuk program-program pengembangan masyarakat dan lingkungan," pungkasnya. ***