Ukraina atau Rusia, Siapa yang Menang dalam Pertempuran Bakhmut?
RIAU24.COM - Baik Rusia dan Ukraina mengklaim banyak korban pasukan musuh yang mencapai ratusan dalam sehari selama pertempuran di kota Bakhmut timur.
Juru bicara militer Ukraina Serhiy Cherevatyi mengklaim bahwa 221 pasukan pro-Moskow dinetralkan dan lebih dari 300 terluka di Bakhmut.
Di sisi lain, kementerian pertahanan Rusia menuduh bahwa sekitar 210 tentara Ukraina tewas di bagian Donetsk yang lebih luas dari garis depan, lapor kantor berita Reuters.
"Selama pertempuran, 221 musuh tewas dan 314 menderita luka-luka dari berbagai tingkatan," kata Cherevatyi kepada saluran televisi parlemen nasional.
Kedua belah pihak mengaku menderita dan menimbulkan kerugian yang signifikan di Bakhmut, sementara jumlah pasti korban sulit untuk diverifikasi secara independen.
Selama beberapa bulan terakhir, Rusia telah mengerahkan sejumlah besar pasukan ke Bakhmut dengan harapan merebut kota itu karena mati-matian mencari kemenangan setelah serangkaian kemunduran.
Pasukan Rusia dibantu oleh tentara bayaran Wagner Group, yang mengklaim telah menguasai sebagian besar kota.
Ukraina menegaskan bahwa mereka menghambat kemajuan Rusia di Bakhmut dan memberikan penolakan yang layak, dengan komandan yang bertugas membela Bakhmut mengatakan perlindungannya adalah kunci untuk serangan balasan Ukraina.
"Penting untuk mendapatkan waktu untuk mengumpulkan cadangan dan memulai serangan balasan, yang tidak jauh," kata militer mengutip Kolonel Jenderal Oleksandr Syrskyi pada Sabtu, dikutip Reuters.
Rusia percaya bahwa menangkap Bakhmut akan memberikan pukulan berat bagi pertahanan Ukraina dan menjadi langkah untuk merebut semua wilayah industri Donbas yang menjadi target utama.
Kyiv mengatakan pertempuran itu menghancurkan unit-unit terbaik Rusia.
Intelijen Inggris mengatakan bahwa daerah ini telah menjadi zona pembunuhan, kemungkinan membuatnya sangat menantang bagi pasukan Wagner yang berusaha melanjutkan serangan frontal mereka ke arah barat. Tetapi situasinya tetap berbahaya bagi pasukan Ukraina.
"Pasukan Ukraina dan jalur pasokan mereka ke barat tetap rentan terhadap upaya Rusia yang berkelanjutan untuk mengepung para pembela dari utara dan selatan," kata intelijen tersebut.
(***)