IDAI Minta Iklan Junk Food Dibatasi Demi Tekan Angka Diabetes Anak
RIAU24.COM - Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mendorong pemerintah melakukan upaya pembatasan iklan junk food guna menekan angka diabetes pada anak.
Kandungan karbohidrat dalam produk seperti susu, minuman manis, serta kue, snack dan biskuit juga dianggap perlu dituliskan dalam kemasan.
"Batasi iklan junk food, tulis kandungan karbohidrat setara berapa gram gula, beri peringatan 'Konsumsi berlebih bisa menyebabkan diabetes'," ujar Piprim saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (13/2).
Upaya tersebut, jelas Piprim, terkait dengan batas konsumsi gula harian pada anak. Menurutnya, pemerintah bisa melakukan itu jika memang bertekad menekan angka diabetes pada anak.
"Kurang dari 24 gram," terang dia.
Hal lain yang dapat dilakukan pemerintah khususnya untuk diabetes melitus tipe 1 yakni dengan penyediaan insulin dan alat pemeriksaan.
Dengan begitu, masyarakat bisa lebih cepat mengetahui diabetes di kalangan anak-anak.
"Untuk DM (Diabetes melitus) tipe 1 memenuhi kebutuhan insulin dan perangkat pemeriksaan gula darah mandiri bagi pasien," imbuh dia.
Sebelumnya, IDAI menyebut kasus diabetes pada anak di tahun 2023 meningkat hingga 70 kali lipat sejak 2010 lalu.
Data IDAI mencatat ada sekitar 1.645 anak di Indonesia yang mengalami diabetes.
Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi IDAI Muhammad Faizi mengatakan kejadian diabetes pada anak bahkan dapat lebih tinggi dari yang telah tercatat saat ini.
"Jumlah ini meningkat 70 kali dari data di 2010 lalu," jelas Faizi dalam konferensi pers daring IDAI, Rabu (1/2).
Data yang tercatat ini berasal dari 15 kota di Indonesia. Mulai dari Jakarta, Surabaya, Palembang, hingga Medan. Dari jumlah tersebut, laporan paling banyak berasal dari Jakarta dan Surabaya.
Namun, Faizi tidak menerangkan berapa data diabetes pada anak diabetes pada 2010 lalu.
(***)