Arab Saudi Tuntut Janji AS Soal Bantuan Nuklir dalam Kesepakatan Damai dengan Israel
RIAU24.COM - Arab Saudi menuntut jaminan keamanan dan bantuan dalam pengembangan program nuklir sipilnya dari Amerika Serikat.
Tuntutan itu didasari karena terakhir AS mencoba menjadi perantara kesepakatan damai Arab Saudi dengan Israel, menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh The Wall Street Journal.
Mencapai kesepakatan normalisasi antara Arab Saudi dan Israel telah menjadi prioritas bagi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden karena peluang konfrontasi dengan Iran, atas bantuan militernya ke Rusia di tengah perang Ukraina dan program nuklir, tetap tinggi.
Laporan itu menyatakan keterlibatan mendalam pemerintahan Biden dalam negosiasi yang kompleks, menambahkan bahwa kesepakatan apa pun akan membentuk kembali lanskap politik Timur Tengah.
Tuntutan yang dibuat oleh Arab Saudi untuk bantuan nuklir dan jaminan keamanan berdiri sebagai hambatan yang menakutkan di tengah kesepakatan, karena langkah-langkah tersebut kemungkinan akan ditentang oleh beberapa anggota parlemen Washington.
Riyadh berhati-hati dalam mencapai kesepakatan yang kemungkinan akan mendapat kecaman di dunia Arab dan memperburuk ketegangan dengan Iran.
Mantan duta besar AS untuk Israel Daniel Shapiro, yang merupakan rekan terhormat di Dewan Atlantik dan sekarang bekerja untuk memperkuat hubungan dunia Israel-Arab, mengatakan bahwa kesepakatan potensial itu adalah simpul Gordian yang sangat sulit untuk dipotong.
"Normalisasi antara Israel dan Arab Saudi, yang difasilitasi oleh Amerika Serikat, adalah kepentingan ketiga pihak," katanya. "Tapi itu tidak berarti mudah untuk mengaturnya," tambah Shapiro.
Namun, pejabat AS, Saudi dan Israel mengatakan bahwa ada kemungkinan kesepakatan itu terjadi. Netanyahu bertujuan untuk membangun hubungan Israel dengan dunia Arab yang diperluas pada 2020 dengan Abraham Accords.
(***)