Reaksi Amerika Serikat Soal Rentetan Serangan Rudal Rusia ke Ukraina
RIAU24.COM - Gedung Putih, mengomentari rentetan rudal Rusia terbaru yang diluncurkan menargetkan infrastruktur sipil Ukraina, pada Kamis menyebut serangan itu brutal dan tidak dapat dibenarkan.
"Sangat menghancurkan melihat serangan brutal dan tidak dapat dibenarkan ini terhadap infrastruktur sipil di seluruh Ukraina," kata Wakil Sekretaris Pers Utama Olivia Dalton di atas Air Force One.
Diketahui, Rusia pada Kamis menghujani rentetan rudal di atas Ukraina, di mana enam orang tewas dan negara yang dilanda perang itu menghadapi gelombang pemadaman listrik, bahkan di pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa.
Memberikan peringatan kepala badan nuklir PBB mengatakan bahwa keberuntungan akan habis ketika ia merujuk pada bahaya pemadaman listrik berulang di fasilitas Zaporizhzhia di Ukraina.
Rusia mengatakan bahwa serangan rudal itu sebagai tanggapan atas serangan perbatasan yang terjadi awal bulan ini dan menyatakan keraguannya atas perpanjangan kesepakatan biji-bijian vital yang ditengahi PBB, dengan mengatakan bahwa pembaruannya akan dibahas dengan PBB pada hari Senin.
Serangan rudal itu menyebabkan kematian warga sipil pertama di wilayah Lviv barat yang dianggap relatif aman dan jauh dari garis depan, karena pertempuran sengit berlanjut di kota Bakhmut di timur.
Penduduk desa yang terkejut yang tinggal di Velyka Vilshanytsia, yang merupakan desa kecil di luar Lviv, mencari melalui puing-puing ketika pejabat Ukraina memberi tahu mereka bahwa lima orang terbunuh oleh rudal Rusia sekitar 120 kilometer (75 mil) dari perbatasan Polandia.
"Kami pikir kami aman di sini," kata Oksana Ostapenko, seorang penduduk yang saudara perempuan dan dua saudara iparnya tewas dalam serangan itu.
Wali kota Kyiv Vitali Klitschko menyatakan bahwa dua orang menderita luka-luka pada Kamis dan 40 persen populasi mengalami pemadaman selama beberapa jam.
(***)