Mengapa Bendera Kuning Jadi Simbol Kematian di Indonesia?
RIAU24.COM - Kamu pasti sering melihat dan bertanya-tanya bendera warna kuning dipasang saat ada suasana duka atau kematian di suatu wilayah. Diberbagai negara memiliki bendera yang menjadi ciri khas sebagai penanda saat ada suasana duka atau kematian.
Warna hitam pada umumnya identik saat ada suasana berkabung atau kematian diberbagai negara, seperti di Inggris. Di sana menjadi lambang kesedihan.
Ada juga warna merah, putih, dan ungu yang menjadi warna pada suasana kematian atau lambang kesedihan. Di Indonesia, selain warna kuning ada yang juga warna merah dan putih sebagai penanda ada kematian diberbagai wilayah.
Tahukah kamu kenapa warna kuning menjadi warna berkabung? Baca juga: Arti Warna Urine Sudah ada sejak Kolonial Belanda Dikutip National Geographic, warna kuning menjadi penanda kematian sudah ada sejak kolonialisme Belanda saat menguasai bangsa Indonesia. Awalnya bendera kuning tersebut sebagai penanda bagi penderita sebuah wabah yang mematikan.
Para penderita wabah tersebut pun wajib dikarantina untuk pengantisipasi penyebaran. Pada waktu itu bentuk benderanya persegi panjang dengan warna kuning. Di mana terdapat simbol huruf Q. Simbol huruf berasal dari kata Quarantine, yang artinya karantina
Karena pada waktu itu tengah terjadi wabah penyakit menular dan masyarakat banyak yang terjangkit. Banyak orang yang meninggal akibat dari wabah yang menyerang tersebut. Kemudian Pemerintah Hindia memasang bendera warna kuning dengan simbol huruf Q saat ada kematian.
Berkembang
Warna kuning sebagai tanda orang yang meninggal terus berkembang hingga sekarang. Banyak daerah-daerah yang secara turun temurun memakai warna kuning sebagai tanda kematian meski sudah tidak ada wabah seperti dulu lagi.
Bahkan sudah menjadi identik atau ciri khas bagi masyarakat diberbagai wilayah di Indonesia memasang bendera warna kuning polos saat ada orang yang meninggal.
Putih, misalnya, mungkin menandakan kegembiraan dan kemeriahan atau kematian dan kesedihan. Merah memiliki nilai simbolis yang paling menonjol. Di mana merujuk pada liturgi, lingkungan kependetaan dan juga pada kehidupan dan kematian. ***