Awal Mula Krisis Misil Kuba dan Berakhirnya, Hampir Mengancam Dunia!
RIAU24.COM - Jika kamu pernah menonton film Thirteen Days pasti udah enggak asing lagi, nih, dengan peristiwa satu ini.
Pasalnya, film tersebut mengambil jalan cerita yang berasal dari konflik Krisis Misil Kuba.
Bahkan, saking terkenalnya, peristiwa Krisis Misil Kuba enggak cuma dijadikan sebuah film, loh!
Karena ada sebuah game yang mengambil alur cerita dari peristiwa ini juga. Yap, bagi kalian yang tau Far Cry 6 pasti udah enggak asing lagi, kan?
Well, pastinya kalian semakin penasaran, kan, dengan konflik yang yang hampir memicu perang dunia ke-3 ini?
So, mari kita gali lebih dalam mengenai peristiwa ini.
Mulai dari penyebab utama Krisis Misil Kuba terjadi hingga proses penyelesaiannya. Yuk, langsung saja kita simak artikelnya!
Sebelum membahas awal mula peristiwa Krisis Misil Kuba, kita kenalan dulu, yuk, dengan negara Kuba!
Negara dengan ibukota Havana ini terletak di Benua Amerika, tepatnya di Amerika Tengah, kepulauan Karibia. Sebagai informasi, negara ini merupakan bekas jajahan Spanyol dan Amerika Serikat.
Jika bicara mengenai Kuba, maka tak lepas dengan peristiwa Revolusi Kuba, yakni peristiwa awal mula terjadinya Invasi Teluk Babi hingga Krisis Misil Kuba.
Singkat cerita, Revolusi Kuba adalah peristiwa pemberontakan bersenjata yang dipimpin oleh Fidel Castro dengan tujuan menggulingkan kediktatoran Fulgencio Batista.
Revolusi Kuba sendiri dimulai pada 26 Juli 1953, kemudian pada akhir tahun 1958 Castro pun berhasil menguasai Kuba.
Nah, karena telah dikuasai oleh Fidel Castro, maka pada tanggal 1 Januari 1959, Fulgencio Batista pun pergi meninggalkan Kuba. Semenjak itu, Fidel Castro telah menjadi pemimpin dari Kuba.
Awal mula peristiwa Krisis Misil Kuba sendiri berkaitan erat dengan gaya kepemimpinan Fidel Castro pada saat itu.
So, biar makin jelas, yuk, kita lanjut pembahasan mengenai awal mula Krisis Misil Kuba di bawah ini!
Awal Mula Krisis Misil Kuba
Krisis Misil Kuba merupakan sebuah krisis yang dimulai dari 14-28 Oktober 1962. Meski hanya 13 hari, peristiwa ini hampir memicu adanya perang nuklir, loh!
Lantas, apa yang melatarbelakangi peristiwa tersebut?
Penyebab terjadinya krisis Kuba pada tahun 1962 adalah adanya perang dingin antara Amerika Serikat yang dipimpin oleh John F. Kennedy dengan Uni Soviet yang dipimpin oleh perdana menteri Nikita Khrushchev.
Krisis Misil Kuba ini terjadi setelah terungkap fakta bahwa AS telah ikut mendukung serangan ke Teluk Babi.
Peristiwa tersebut, dikenal juga sebagai Invasi Teluk Babi. Namun, serangan tersebut berhasil digagalkan oleh Fidel Castro yakni pemimpin Teluk Babi.
Meski gagal, usaha John F. Kennedy untuk menjatuhkan pemerintahan Fidel Castro masih berlanjut. Pada tanggal 30 November 1961, setelah Invasi Teluk Babi, John F. Kennedy mulai merencanakan Operasi Mongoose yang dipimpin oleh Jenderal Angkatan Udara AS Edward Lansdale.
Lalu, pertanyaan yang sering muncul yaitu “mengapa Amerika Serikat tidak menginginkan Fidel Castro memerintah Kuba?”
Alasannya, karena Fidel Castro menerapkan sistem komunis dan mendekatkan negaranya ke Uni Soviet.
Hal tersebut tentu saja berkaitan dengan adanya perang dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat.
Nah, pasti kalian pernah dengar tentang perang dingin ini, bukan?
Singkat cerita, perang dingin ini terjadi karena Uni Soviet dan AS memiliki perbedaan ideologi. Amerika Serikat dengan ideologi liberalisme sedangkan Uni Soviet dengan ideologi komunisme.
Kedua negara ini pun sama-sama memiliki keinginan untuk menyebarkan ideologinya. Tak hanya itu, kedua negara adidaya ini juga selalu berlomba dalam hal kecanggihan teknologi.
Oke, sekarang kita lanjut ke pembahasan awal, yuk!
Uni Soviet yang mengetahui tindakan yang dilakukan oleh AS mulai semakin khawatir. Oleh karenanya, pada bulan September 1962, Nikita Khrushchev yakni perdana menteri Uni Soviet menyatakan kepada John F. Kennedy apabila AS melakukan serangan berikutnya terhadap Kuba, maka akan dianggap sebagai tindakan perang.
Tak lama kemudian, Uni Soviet mulai menempatkan pasukan militer Uni Soviet di Kuba dan juga rudal nuklir. Nah, rudal-rudal tersebut terdiri dari rudal jarak menengah hingga rudal jarak jauh yang ditempatkan di berbagai lokasi sekitar Kuba.
Rudal tersebut merupakan ancaman terhadap Amerika Serikat karena dapat menghancurkan sebuah kota dalam waktu singkat.
Kemudian, pada tanggal 14 Oktober 1962, pesawat mata-mata U2 Amerika Serikat memotret sejumlah rudal balistik di Kuba yang sedang dibangun.
Amerika Serikat yang mengetahui hal tersebut pun mulai membentuk pasukan militer di Florida yang siap menyerang Kuba apabila diperlukan.
Pada tanggal 22 Oktober 1962, dalam pidato televisi, John F. Kennedy memberitahukan publik AS tentang keputusannya dalam memblokade Kuba dengan Angkatan Laut AS.
Tak hanya itu, JFK juga menuntut Uni Soviet untuk menarik rudal-rudalnya atau AS akan menyerang Kuba.
Di hari berikutnya, tepat pada tanggal 23 Oktober 1962, Khrushchev menyatakan bahwa ia menolak permintaan JFK untuk menarik rudal-rudalnya.
Di saat yang bersamaan, kapal-kapal AS sudah bergerak menuju perairan sekitar Kuba. Di lain sisi, kapal selam Uni Soviet pun juga bergerak menuju Kuba.
Lalu, pada tanggal 24 Oktober 1962, Krushchev pun marah dan menuduh JFK telah mengancam Uni Soviet.
Bagaimana Krisis Misil Kuba Berakhir?
Pada tanggal 27 Oktober 1962, Mayor Rudolf Anderson yang merupakan pilot U-2 AS ditembak jatuh dan dibunuh di atas Kuba.
Meski begitu, JFK menyimpulkan bahwa Khrushchev tidak mungkin memberikan perintah untuk menembak jatuh pesawat Rudolf Anderson.
Lalu, di malam harinya, Jaksa Agung AS Robert Kennedy bertemu dengan duta besar Uni Soviet Anatoly Dobrynin untuk membahas Krisis Misil Kuba. Hasil pertemuan tersebut pun menemui titik terang.
Akhirnya, pada tanggal 28 Oktober 1962, krisis Kuba tahun 1962 berakhir setelah Khruschev menulis surat terbuka untuk JFK yang menyatakan setuju untuk menarik rudal miliknya.
Namun, dengan syarat AS tidak akan menyerang Kuba dan berjanji menarik rudalnya dari Turki. Presiden John F. Kennedy pun menyetujui perjanjian tersebut dan merespons dengan damai.
Embargo Ekonomi Terhadap Kuba
Sebelum membahasnya lebih lanjut, kalian sudah pernah dengar tentang embargo ekonomi ini belum?
Jika belum, yuk, kita bahas secara singkat mengenai embargo ekonomi terlebih dahulu.
Embargo ekonomi berarti pelarangan kegiatan perniagaan maupun perdagangan terhadap suatu negara. Amerika Serikat memulai kebijakan-kebijakan yang bertujuan untuk mengisolasi Kuba, seperti mencegah arus informasi, perjalanan, hingga perdagangan dengan Kuba.
Embargo ekonomi di Kuba sendiri telah terjadi sejak 1960.
Alasan diberlakukannya embargo ekonomi terhadap Kuba yaitu karena Kuba menasionalisasikan seluruh aset milik AS.
Lalu, apa kaitannya dengan Krisis Misil Kuba?
Nah, kaitannya adalah semenjak berakhirnya Krisis Misil Kuba, embargo ekonomi terhadap Kuba semakin diperketat di bawah pemerintahan Presiden John F. Kennedy.
Hal tersebut pun berimbas terhadap menurunnya pasokan makanan dan obat-obatan yang sebelumnya di suplai dari AS.
Tidak hanya itu, kegiatan ekspor gula Kuba pun ikut terhambat dan terjadi penurunan angka.
Bahkan, perjalanan warga negara dari AS ke Kuba, maupun sebaliknya pun ikut dibatasi dan diperketat.
Well, itu dia penjelasan awal mula terjadinya Krisis Misil Kuba. ***