Ruas Tol Pekanbaru Bangkinang : Potret Karya Hutama Karya Bagi Kemajuan Ekonomi Indonesia
RIAU24.COM - Hari ini, menghasilkan uang sangatlah sederhana. Tetapi membuat uang yang berkelanjutan sambil bertanggung jawab kepada masyarakat dan memperbaiki dunia, sangatlah sulit (Jack Ma, Pengusaha dan Pendiri Alibaba dari Tiongkok)
Pepatah dari pengusaha asal Tiongkok tersebut tampaknya sangatlah cocok untuk menggambarkan bagaimana komitmen PT Hutama Karya (Persero) dalam memajukan kesejahteraan masyarakat lewat pembangunan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), khususnya ruas Pekanbaru-Bangkinang.
Bagaimana tidak, meski Pekanbaru dan Bangkinang merupakan dua kota berkembang berbeda kabupaten dan kotamadya, namun berada di provinsi yang sama, yakni Riau, ternyata memiliki jarak yang tidak terlalu jauh, tapi butuh waktu yang lama untuk ditempuh.
Kontur jalan yang berliku-liku, membuat jarak tempuh kedua kota ini jika dilalui dengan jalan darat cukup memakan waktu yakni sekitar 1,5 jam alias 90 menit.
Bangkinang sendiri merupakan sebuah kecamatan yang ada di kabupaten Kampar yang menjadi pusat ekonomi, pusat administratif dan juga ibu kota Kabupaten Kampar, Riau, Indonesia.
Sementara Pekanbaru adalah ibu kota dan kota terbesar di provinsi Riau, Indonesia dan merupakan salah satu sentra ekonomi terbesar di pulau Sumatra dan termasuk kota dengan tingkat pertumbuhan, migrasi, dan urbanisasi yang tinggi.
Sulitnya akses dari Bangkinang menuju Pekanbaru turut dirasakan oleh warga di Bangkinang.
Salah satunya Ardy (44) warga Desa Teluk Paman Timur, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar.
Ardi merupakan seorang petani jeruk.
Saat ditemui, Ardi tampak sibuk memotong pucuk tanaman jeruk Limau Manis miliknya.
Foto : Jeruk Limau di Bangkinang
Tangannya tampak terampil dalam memotong cabang/ranting dan yang tidak teratur dan yang terlalu rimbun.
"Ini harus rajin dipotong, biar buahnya maksimal," ujarnya.
Ardy mengaku, jika awalnya ia hanya memiliki lahan setengah hektar untuk berladang.
Namun beruntung, seiring dengan banyaknya permintaan jeruk Limau Manis dan keuntungan yang diperolehnya sebagai petani jeruk, kini ia telah memiliki lahan perkebunan jeruk seluas 1,5 hektar.
Hal ini wajar, sebab di tahun 1980-an, Desa Teluk Paman Timur yang terletak di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau pernah menjadi sentra produksi jeruk.
Jeruk Limau Manis Kampar atau Limau Manis Kuok, kini sangat dikenal dan mudah ditemui di sejumlah ruas jalan lintas Kabupaten Kampar.
Rasanya yang manis- manis asam meskipun kulitnya masih hijau, membuat jeruk Limau Manis ini sangat digemari.
Namun sayang, produksi buah kaya vitamin C tersebut sempat mengalami kelesuan akibat diserang penyakit Huanglongbing atau CVPD dan penyakit busuk akar.
Namun sejak akhir tahun 2008, para petani jeruk di Desa Teluk Paman Timur tersebut tak gampang menyerah.
Petani setempat pun memulai kembali untuk bertani jeruk dan ingin mengembalikan kejayaannya.
Meski keberadaan Limau Manis Kampar semakin dikenal, namun tantangan baru pun kembali menerpa.
Ardi mengatakan mulai dari transportasi yang mahal, jadi kendala bagi para petani.
Namun Ardi tak kehabisan akal untuk tetap bertahan. Ia memilih media sosial sebagai alat pemasaran.
“Saya posting di media sosial, jika ada permintaan, saya langsung antar. Jadi tidak menunggu datangnya transportasi dan permintaan, tapi saya yang menjemput bola,” tuturnya.
Meski begitu, Ardi berharap agar ia sebagai petani jeruk mendapatkan kemudahan dalam transportasi untuk memasarkan jeruknya ke seluruh Indonesia.
"Tapi gak selamanya juga harus jemput bola. Alangkah baiknya jika ada jalur transportasi yang memadai. Jadi saya bisa menjual jeruk ini lebih meluas," harap Ardi.
Kini mimpi Ardi pun diwujudkan oleh PT Hutama Karya lewat Jalan Tol Pekanbaru - Bangkinang.
Jalan tol kini bukanlah sekedar angan-angan belaka bagi warga Bangkinang dan Pekanbaru.
Jalan Tol Pekanbaru - Bangkinang merupakan bagian dari koridor penghubung jaringan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
Foto : ruas tol Pekanbaru - Bangkinang (dok. HUTAMA KARYA)
Dengan adanya jalan tol, kini masyarakat di Bangkinang dan Pekanbaru bisa berpergian dengan waktu yang jauh lebih singkat.
Ardi juga mengaku, dengan adanya jalan tol ia kini lebih gampang menjual hasil panennya
"Sejak ada jalan tol, jeruk-jeruk saya ini sudah gampang saya pasarkan ke Pekanbaru. Jadi lebih gampang dapat cuan," akunya sambil tersenyum bahagia.
Jalan Tol Pekanbaru - Bangkinang merupakan bagian dari koridor penghubung jaringan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
Dengan adanya pembangunan Jalan Tol sepanjang 40 Km tersebut, diyakini telah memberi peran penting serta mampu memberi kontribusi terhadap peningkatan perekonomian masyarakat di Pulau Sumatera.
Dulu, sebelum kehadiran Jalan Tol Pekanbaru - Bangkinang, jika berkendara dengan menggunakan Jalan Nasional dari Pekanbaru ke Bangkinang akan memakan waktu hingga 1 jam 30 menit lamanya.
Namun, Jalan Tol Pekanbaru - Bangkinang kini berperan dalam memangkas waktu tempuh perjalanan yakni hanya 30 menit, jika perjalanan ditempuh dengan rata-rata kecepatan berkendara maksimal 80 km/jam.
Jalan Tol Pekanbaru - Bangkinang menjadi tol kedua di Bumi Lancang Kuning yang dioperasikan, setelah sebelumnya Jalan Tol Pekanbaru - Dumai yang telah beroperasi sejak tahun 2020 lalu.
Dari Pekanbaru, pintu tol berada di Desa Sungai Pinang atau setelah Sekolah Kepolisian Negara (SPN) Kualu Nenas, Kecamatan Tambang.
Sedangkan pintu tol Bangkinang berada di Kecamatan Bangkinang Seberang.
Jalan Tol Pekanbaru - Bangkinang tersebut dikelola oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Hutama Karya (Persero).
Jalan Tol Pekanbaru - Bangkinang merupakan bagian dari ruas Tol Pekanbaru - Padang yang membentang sepanjang 254 km.
Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Jalan Tol Pekanbaru – Padang seksi Pekanbaru – Bangkinang pada Rabu, 4 Januari 2023 yang lalu.
“Jalan Tol Pekanbaru - Bangkinang nantinya akan tersambung dengan Jalan Tol Pekanbaru-Dumai yang sudah beroperasi. Sehingga ke depan ruas Tol Pekanbaru-Dumai yang merupakan koridor utama Jalan Tol Trans Sumatera akan tersambung dengan koridor pendukungnya, yakni ruas Tol Pekanbaru-Padang,” kata Jokowi dalam keterangan tertulis, seperti dilansir dari Bisnis.com.
Mengenal Lebih Dekat Tentang Jalan Tol Pekanbaru - Bangkinang
Jalan tol Pekanbaru - Bangkinang merupakan ruas jalan sepanjang 40 kilometer.
Jalan tol ini merupakan penugasan pemerintah kepada PT Hutama Karya sebagai Badan Usaha Jalan Tol dan PT Wijaya Karya dan PT Hutama Karya Infrastruktur sebagai kontraktor.
Mulai dibangun pada tahun 2021, jalan tol Pekanbaru - Bangkinang memakan nilai investasi sebesar Rp 4,8 triliun.
Dilansir dari website resmi Hutama Karya jalan tol ruas Pekanbaru Bangkinang ini dibangun dengan total panjang 40 kilometer yang terdiri atas 2 seksi, yakni Seksi 1 Pekanbaru Sungai Pinang sepanjang 9,11 km yang saat ini telah terbangun sepanjang 1,5 km, dengan target penyelesaian 2023, serta Seksi 2 Sungai Pinang-Bangkinang sepanjang 30,9 km yang telah diresmikan.
Ruas tol ini sudah dibuka bertarif pada 25 Desember 2022 untuk mendukung lalu lintas libur mudik Natal dan Tahun Baru 2023.
Sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Menteri PUPR Nomor 1293/KPTS/M/2022, besaran tarif untuk Jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang yakni Golongan I Rp33.500, Golongan II & III 50.500, dan Golongan IV & V 67.000.
Tercatat rata-rata harian lalu lintas kendaraan yang lewat mencapai 7.507 kendaraan.
Dilansir dari Detik, Direktur Operasi III Hutama Karya Koentjoro menjelaskan dengan adanya ruas jalan tol Pekanbaru - Bangkinang juga akan semakin membuka akses pariwisata daerah Koto Kampar.
Salah satunya adalah menuju destinasi paling populer di tanah melayu yaitu Candi Muara Takus.
Candi Muara Takus biasanya digunakan oleh umat Buddha dari penjuru Provinsi Riau untuk melaksanakan perayaan Tri Suci Waisak.
"Dengan terhubungnya seksi ini, akses ke Candi Muara Takus akan semakin dekat melalui Gerbang Tol Koto Kampar, yang sebelumnya jarak tempuh dari kota Bangkinang melalui jalan nasional bisa mencapai 1,5 jam, dengan adanya tol ini hanya diperlukan waktu sekitar 45-50 menit saja menuju candi tersebut," papar Koentjoro dalam keterangannya, Kamis (9/2/2023).
Yang lebih membanggakan, Koentjoro juga mengatakan bahwa ruas-ruas dari Pekanbaru hingga Koto Kampar diprediksi akan menjadi tol dengan kontribusi trafik dan pendapatan terbesar dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
Hal ini bukan tanpa alasan.
Karena jika dilihat dari ramainya Volume Lalu Lintas (VLL) pada 162 km tol kelolaan Hutama Karya yang telah beroperasi di Provinsi Riau diantaranya yakni Ruas Pekanbaru - Dumai (Permai) sepanjang 131 km.
Dari data yang dilansir dari website resmi Hutama Karya, pada kondisi normal biasanya VLL-nya dilalui oleh 15.295 kendaraan per harinya.
Sementara itu, Ruas Pekanbaru - Bangkinang (Pekbang) sepanjang 31 Km yang pada kondisi normal dilintasi 4.727 kendaraan per hari.
Jadi, masih ingat dengan pepatah di awal tulisan ini ?
Meski ruas jalan tol Ruas Pekanbaru-Bangkinang ini terbilang pendek namun mampu menjadi kunci dalam membantu kesejahteraan bangsa Indonesia, yaitu dengan meningkatkan perekonomian masyarakat di Bumi Pertiwi yang kita cintai, serta jadi bukti nyata karya dan kontribusi Hutama Karya bagi Indonesia.
***
Penulis : Devi Mewani (Riau24.com)