Wajib Tahu, Begini Teknik Mencampur Pupuk Kimia
RIAU24.COM - Tahukah Anda, jika pupuk kimia tidak boleh diaplikasikan secara sembarangan?
Dalam mengaplikasikan pupuk, terlebih dahulu perlu diketahui jenis dan dosisnya ketika akan dicampurkan ataupun diaplikasikan ke tanaman.
Hal ini bertujuan agar pupuk yang digunakan tepat sasaran dan tidak terbuang sia-sia.
Umumya, campuran beberapa jenis pupuk diberikan secara bersamaan, dengan alasan untuk menghemat waktu dan tenaga.
Namun, ternyata masing-masing jenis pupuk memiliki karakter dan sifat yang berbeda-beda.
Ada pupuk yang bersifat baik dan ada pula yang bersifat antagonis (berlawanan) jika dicampur.
Akibat dari antagonis ini Umunnya menyebabkan salah satu kandungan hara yang diberikan tidak dapat diserap oleh tanaman secara maksimal, bisa juga hilang bahkan ada berakibat buruk bagi tanaman dan bersifat racun.
Berikut adalah contoh pupuk yang memiliki sifat antagonis jika diaplikasikan secara bersamaan:
1. Pupuk Amonium (Urea) dan Pupuk Phospat
Pupuk urea tidak boleh dicampur dengan pupuk TSP, SP-36, ataupun SP-18. Pupuk nitrogen dan pupuk phospat tidak boleh dicampur dan diaplikasikan secara bersamaan, karena jika kedua jenis pupuk tersebut dicampur maka akan terjadi peningkatan keasaman tanah (menurunkan pH tanah) sehingga tidak baik untuk tanaman dan dapat mematikan mikroorganisme di dalam tanah.
Pupuk urea harus diaplikasikan sekitar 4 minggu sebelum aplikasi pupuk alkalis seperti super dolomit maupun TSP.
Interval pemupukan tidak diperlukan jika pemberian urea dan pupuk alkalis tidak diaplikasikan pada tempat dan waktu yang bersamaan.
2. Pupuk Urea dan Pupuk KCL
Pupuk urea dan pupuk KCL tidak boleh dicampur. Jika pupuk urea dan pupuk KCL dicampur dan diaplikasikan secara bersamaan akan membentuk gumpalan-gumpalan dan tanaman akan sulit menyerapnya.
3. Pupuk Kalium dan Pupuk Dolomit
Pupuk dolomit atau kapur dolomit mengandung unsur magnesium (Mg) dan kalsium (Ca). Unsur kalium dan magnesium bersifat antagonis, begitu juga unsur kalium dan kalsium.
Unsur hara K apabila dicampurkan dengan Ca, akan mengakibatkan unsur Ca menjadi tertekan sehingga tidak bisa diserap secara sempurna.
Untuk mengurangi terjadinya antagonis pupuk maka diperlukan waktu setidaknya selisih 3 minggu antara pupuk yang satu dengan yang lainnya atau sehabis hujan sehingga pupuk yang diberikan sudah terserap ke tanah.
Bisa juga sistem pemberian pupuk K harus diberikan terlebih dahulu. Sementara itu, pupuk kalium dan pupuk phophat boleh dicampur.
Pupuk kalium seperti KCL dan pupuk phosphat misalnya SP-36 boleh dicampur dan diaplikasikan bersamaan. Atau pupuk ZK dan pupuk TSP juga boleh dicampur. Pupuk kalium dan pupuk phosphat tidak bersifat antagonis sehingga bisa diaplikasikan bersamaan atau dicampur. ***