Makin Panas! Sekjen NATO Desak Negara Anggota Tingkatkan Produksi Amunisi untuk Ukraina
RIAU24.COM - Jens Stoltenberg selaku Sekretaris Jenderal NATO telah mendesak negara-negara anggota aliansi untuk meningkatkan produksi amunisi untuk Ukraina sambil memperingatkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin sedang mempersiapkan serangan baru terhadap negara yang digulingkan itu.
Berbicara kepada wartawan di Brussels pada hari Senin, Stoltenberg mengatakan bahwa konsumsi amunisi Ukraina jauh lebih besar daripada kapasitas produksi kolektif Barat.
Dia menambahkan bahwa itu tak hanya tantangan bagi Kyiv, tetapi juga bagi NATO.
"Masalah mendesak saat ini adalah memberikan apa yang selalu dijanjikan, yaitu kendaraan lapis baja, termasuk Marders Jerman dan Bradley AS, tank tempur Leopard, dan lainnya,” kata Stoltenberg.
"Kami membutuhkan pelatihan, kami membutuhkan peralatan, kami membutuhkan amunisi dan itulah yang sekarang disediakan sekutu dan akan menjadi masalah utama pada pertemuan hari ini di sini di NATO," tambahnya.
Menurut kantor berita Associated Press, Ukraina mengkonsumsi 6.000-7.000 peluru artileri sehari, sekitar sepertiga dari jumlah yang digunakan Rusia.
Negara-negara anggota telah berkumpul di Brussels untuk pertemuan kesembilan Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina, yang berfokus pada memberikan dukungan kepada Ukraina dalam perangnya melawan Rusia.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, yang juga berpartisipasi dalam pertemuan itu, mengatakan dia berharap melihat Ukraina melakukan serangan pada musim semi.
"Apa yang ingin dilakukan Ukraina pada saat pertama yang mungkin adalah membangun atau menciptakan momentum dan membangun kondisi di medan perang yang terus menguntungkannya," katanya dalam konferensi pers di Brussels pada hari Selasa.
"Jadi, kami berharap untuk melihat mereka melakukan serangan suatu saat di musim semi dan karena itu kami, kami semua mitra di Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina, telah bekerja keras untuk memastikan bahwa mereka memiliki kemampuan lapis baja, kebakaran, dukungan untuk dapat menjadi efektif dalam menciptakan efek di medan perang yang ingin mereka ciptakan, " ujarnya.
(***)