Benda Misterius Berulang Kali Ditembak Jatuh Pesawat Tempur, Benarkah AS Disusupi Alien?
RIAU24.COM - Jet tempur F-22 Amerika Serikat (AS) menembak jatuh objek tak dikenal alias unidentified flying object (UFO) di langit Kanada pada Sabtu (11/2).
Diektahui, pesawat tempur AS memang sudah berulang kali menembak jatuh benda misterius yang terbang di atas wilayah negara itu dan tetangganya. Sejak Jumat (10/2) saja, sudah tiga objek asing yang ditembak jatuh pesawat militer Paman Sam.
Melansir inews.id, Komandan Wilayah Udara Utara Amerika Serikat, Jenderal Glen VanHerck mengatakan, dia tidak akan mengesampingkan teori tentang peranan alien ataupun penjelasan lainnya terkait kehadiran benda-benda terbang tak dikenal itu.
Menurut dia, pihaknya berada dalam posisi tunduk pada pakar intelijen AS.
“Saya akan membiarkan komunitas intel dan komunitas kontraintelijen mengetahuinya. Saya tidak mengesampingkan (kemungkinan) apa pun,” ujar VanHerck, Minggu (12/2).
“Pada titik ini kami terus menilai setiap ancaman atau potensi ancaman, yang tidak diketahui, yang mendekati Amerika Utara dengan upaya untuk mengidentifikasinya,” kata pria yang juga menjabat Komandan Pertahanan Ruang Angkasa Amerika Utara (NORAD) itu.
Sebelumnya, jet tempur F-16 AS menembak jatuh objek berbentuk segi delapan di atas Danau Huron di perbatasan AS-Kanada, Minggu waktu setempat. Penembakan benda asing itu dilakukan atas perintah dari Presiden AS Joe Biden.
Sehari sebelumnya, pesawat tempur F-22 milik AS menembak jatuh sebuah objek tak dikenal berbentuk tabung yang terbang di atas Kanada pada ketinggian 12.192 meter pada Sabtu (11/2) waktu setempat. Penembakan benda terbang tersebut juga dilakukan atas perintah Biden.
Sementara pada Jumat (10/2), jet tempur F-22 AS juga menembak jatuh sebuah benda tak dikenal yang terbang di atas Alaska, AS. Benda itu terbang sekitar 12.190 meter, menimbulkan risiko bagi lalu lintas udara sipil.
Pada 4 Februari, jet tempur F-22 AS menjatuhkan apa yang disebut Pemerintah AS sebagai balon mata-mata China di lepas pantai Carolina Selatan setelah terbang selama sepekan melintasi AS dan sebagian Kanada.
Namun, Pemerintah China mengatakan, balon tersebut merupakan wahana untuk penelitian sipil.