Menu

Balas Kebaikan Turki saat Tsunami di Aceh, Indonesia Akan Kirim Bantuan Kemanusiaan

Rizka 8 Feb 2023, 08:54
Gempa di Turki
Gempa di Turki

RIAU24.COM Pemerintah Indonesia mengirimkan bantuan kemanusiaan tahap satu untuk membantu korban terdampak gempa bumi berkekuatan Magnitudo (M) 7,8 yang mengguncang bagian selatan Turki pada Senin (6/2).

Melansir tvonenews.com, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bantuan sedang disiapkan oleh Menteri Luar Negeri, Kemenhan dan Kemensos.

“Baru disiapkan dan akan dikirim secepatnya,” ujar Presiden Jokowi, Selasa (7/2).

Sementara, Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan hal serupa terkait bantuan kemanusiaan ke Turki.

“Dulu Turki waktu kita ada tsunami di Aceh, dia paling awal membantu. Oleh karena itu, tadi juga dengan Pak Presiden kita bicara-bicara dengan Pak Menhan. Kita akan segera mengirim misi bantuan ke Turki,” katanya.

Wapres menekankan bantuan kemanusiaan itu bagian dari tanggung jawab internasional Indonesia. Di dunia ini setiap negara sudah semestinya saling membantu satu sama lain apabila terjadi bencana.

“Di dunia ini memang mesti saling membantu. Itu sudah menjadi tradisi kemanusiaan. Saya harap Baznas bisa mengambil peran untuk itu,” ujar Ma’ruf.

Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal menyebut bantuan kemanusiaan tahap satu untuk membantu korban terdampak gempa Turki Magnitudo 7,8 sudah disalurkan pada Senin (6/2).

Paket bantuan berupa satu kontainer bahan makanan itu akan diserahkan oleh Dubes Iqbal bersama tim KBRI Ankara.

Iqbal menyebut bahan makanan yang dikirim adalah makanan-makanan instan disertai dengan kompor gas portable dan tabung gas. Tim KBRI Ankara juga menyiapkan sekitar 300 selimut untuk para WNI yang memilih tetap tinggal di rumah penampungan.

Sementara itu, sebanyak 104 WNI akan dievakuasi dari lima wilayah yang terdampak gempa menuju Ankara terdiri atas 40 orang dari Gaziantep, 40 orang dari Kahramanmaras, 14 dari Dyarbakir, sembilan dari Hatay, serta satu WNI dari Adana.

Para WNI tersebut harus dievakuasi karena pada umumnya tempat tinggal maupun asrama mereka telah hancur, sementara penampungan yang disediakan otoritas setempat sudah melebihi kapasitas.