RIAU24.COM - Sebuah studi baru yang dibantu oleh kecerdasan buatan (AI) telah mengungkapkan bahwa Bumi akan menembus ambang batas pemanasan 1,5 derajat Celcius di atas tingkat industri dalam dekade berikutnya.

Laporan itu membunyikan lonceng alarm atas pemanasan global dan efek bencananya terhadap lingkungan.

Para peneliti di Stanford University dan Colorado State University juga menemukan bahwa Bumi berada di jalur yang tepat untuk melampaui tanda pemanasan dua derajat Celcius, dan ada kemungkinan 50 persen bahwa itu mungkin terjadi pada pertengahan abad ini.

Para ilmuwan mengidentifikasi tanda itu sebagai titik kritis bagi Bumi.

"Kami memiliki bukti yang sangat jelas tentang dampak pada ekosistem yang berbeda dari satu Celcius pemanasan global yang sudah terjadi," kata ilmuwan iklim Universitas Stanford Noah Diffenbaugh, yang ikut menulis studi tersebut, dikutip Guardian.

"Studi baru ini, menggunakan metode baru, menambah bukti bahwa kita pasti akan menghadapi perubahan iklim yang berkelanjutan yang mengintensifkan dampak yang sudah kita rasakan," tambahnya.

Jenis AI yang mengenali hubungan dalam kumpulan data yang luas digunakan untuk penelitian ini. Para ilmuwan melatih sistem untuk menganalisis simulasi model iklim global. Kemudian diminta untuk menentukan jadwal untuk ambang batas suhu tertentu.

Hasil yang dilontarkannya menunjukkan bahwa ada kemungkinan hampir 70 persen bahwa ambang batas dua derajat akan dilintasi antara 2044 dan 2065. Ini bahkan jika emisi mencatat penurunan yang cepat.

Untuk memahami seberapa akurat model ini, pengukuran historis juga dimasukkan ke dalam sistem untuk mengevaluasi tingkat pemanasan saat ini yang telah dicatat.

Menggunakan data dari tahun 1980 hingga 2021, AI melemparkan prediksi yang benar pada pemanasan 1,1 derajat Celcius yang dicapai pada tahun 2022.

Sekedar informasi, Perjanjian Paris Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menguraikan dua ambang batas suhu sebagai titik krisis.

Hampir 200 negara telah menandatangani pakta penting itu, di mana mereka telah berjanji untuk menjaga pemanasan jauh di bawah dua derajat.

(***)