RIAU24.COM - Para ilmuwan telah mengeluarkan peringatan bahwa kondisi iklim ekstrem di hutan hujan Amazon mungkin berdampak langsung pada dataran tinggi Tibet.

Para ilmuwan pada hari Kamis mengatakan bahwa wilayah Himalaya yang penting untuk keamanan air jutaan orang mendekati ‘titik kritis’ yang berpotensi menimbulkan bencana.

Khususnya, Dataran Tinggi Tibet merupakan sumber pasokan kebutuhan air bagi hampir dua miliar orang di seluruh Asia Selatan, Asia Tenggara, dan China.

Area termasuk, hutan tropis di cekungan Amazon dapat terendam air karena para ahli telah mencatat bahwa lapisan es kutub yang mencair dapat menyebabkan kenaikan permukaan laut bermeter-meter.

Ilmuwan di Cina, Eropa dan Israel melaporkan dalam Nature Climate Change awal bulan ini bahwa perubahan yang terkait dengan iklim di lembah Amazon memiliki efek langsung di Dataran Tinggi Tibet yang berjarak 20.000 kilometer (12.500 mil).

Rekan penulis Jurgen Kurths dari Potsdam Institute for Climate Impact Research, "Kami terkejut melihat betapa kuatnya iklim ekstrem di Amazon terhubung dengan iklim ekstrem di Tibet."

Selama penelitian, para ilmuwan telah menemukan bahwa suhu meningkat di Tibet ketika semakin hangat di Amazon dan hujan salju berkurang di wilayah Himalaya ketika hujan meningkat di hutan hujan Amerika Selatan.

Kantor berita AFP melaporkan bahwa para peneliti menggunakan data suhu dekat permukaan global selama 40 tahun terakhir untuk memetakan jalur hubungan iklim.

Sepertiga dari Amazon 'Terdegradasi'

Peneliti studi lain mengatakan Kamis bahwa lebih dari sepertiga hutan hujan Amazon mungkin telah terdegradasi oleh aktivitas manusia dan kekeringan.

Para peneliti menyarankan bahwa tindakan diperlukan untuk melindungi ekosistem yang sangat penting.

(***)