Inti Dalam Bumi Diprediksi Akan Berbalik Arah, Ini Dampak Mengerikan yang Akan Dialami Oleh Manusia
RIAU24.COM - Mengerikan, inti dalam bumi diperkirakan sudah berhenti berputar dan, mungkin berbalik arah rotasinya, sesuai siklus periodiknya yang berlangsung sekitar 60 hingga 70 tahun atau osilasi multidecadal.
Inti dalam Bumi diperkirakan sudah berhenti berputar dan, mungkin berbalik arah rotasinya, sesuai siklus periodiknya yang berlangsung sekitar 60 hingga 70 tahun atau osilasi multidecadal.
Fenomena mengejutkan ini diharapkan dapat memecahkan misteri terkait iklim dan fenomena geologis Bumi pada jangka waktu yang sama.
Penemuan fenomena ini diungkapkan Yi Yang dan Xiaodong Song, sepasang peneliti di Lab SinoProbe Universitas Peking di School of Earth and Space Sciences.
Temuan baru ini, seperti dijelaskan secara dirinci dalam makalah yang diterbitkan jurnal Nature Geoscience, mendukung teori bahwa inti Bumi berhenti dan berbalik arah setiap 60 hingga 70 tahun.
Yang dan Song menjelaskan bahwa ada dua kekuatan besar yang bekerja di inti dalam Bumi, yaitu gaya elektromagnetik dan gaya gravitasi.
Medan magnet bumi dihasilkan oleh gerakan fluida di inti luar, sedangkan medan magnet pada inti dalam Bumi berputar dengan kopling elektromagnetik.
“Mantel dan inti dalam Bumi, sama-sama sangat heterogen, sehingga gravitasi di antara strukturnya cenderung menyeret inti dalam ke posisi kesetimbangan gravitasi, yang disebut kopling gravitasi,” kata Yang dan Song seperti dikutip Riau24.com dari laman Vice, Rabu (25/1/2023).
Faktanya, kopling gravitasi antara inti dalam dan mantel dapat menyebabkan deformasi di permukaan bumi, yang akan mempengaruhi permukaan laut.
Perubahan permukaan laut dan rotasi bumi dapat mempengaruhi sirkulasi dan suhu atmosfer global. “Medan magnet dan rotasi bumi memiliki periodisitas yang kuat selama 60-70 tahun (osilasi multidecadal). Kami percaya bahwa osilasi inti dalam Bumi selama siklus 70 tahun didorong oleh gaya elektromagnetik dan gravitasi,” kata kedua ilmuwan.
Mereka menyebutkan bahwa siklus multidekade yang sama juga terjadi pada sistem iklim Bumi, karena suhu rata-rata global dan kenaikan permukaan laut tampak berosilasi setiap 60 hingga 70 tahun.
Panjang hari Bumi, yang sedikit bergeser dari waktu ke waktu, juga tampak sinkron dengan siklus tersebut.
“Pengamatan mengejutkan menunjukkan inti dalam Bumi hampir berhenti berotasi dalam dekade terakhir. Dan mungkin mengalami rotasi kembali, sesuai osilasi multidecadal, dengan arah titik balik,” ujar Yang dan Song di Nature Geoscience.
Inti dalam Bumi adalah bola logam padat yang berukuran 75 persen ukuran Bulan dan terletak sekitar 3.000 mil di bawah kaki kita. Inti mengalami panas yang hebat setara dengan permukaan Matahari dan karena begitu jauh letaknya sehingga sulit untuk dipelajari.
Song telah menghabiskan beberapa dekade mencoba mengungkap misteri inti dalam dengan mempelajari gelombang seismik yang melewati wilayah ini.
Dia adalah bagian dari tim yang pertama kali melaporkan bukti rotasi inti dalam pada tahun 1996 dan mengukur adanya perubahan waktu yang dihasilkan oleh rotasi bumi.
“Kami memperkirakan itu akan berputar ke barat relatif terhadap permukaan Bumi dalam beberapa tahun dan dekade mendatang. Ini menunjukkan adanya periodisitas serupa dari pengamatan yang berbeda, membentuk sistem yang beresonansi,” kata Yang dan Song. ***