Menteri Pertahanan Jerman Mundur di Tengah Kritik Soal Pengiriman Senjata ke Ukraina
RIAU24.COM - Menteri Pertahanan Jerman, Christine Lambrecht mengumumkan pengunduran dirinya pada Senin (16/1/2023). Lambrecht mengatakan dalam pernyataan tertulis, dia telah mengajukan pengunduran dirinya kepada Kanselir Olaf Scholz.
Lambrecht mengundurkan diri setelah menuai kritik karena mengarahkan proyek besar-besaran untuk memodernisasi militer Jerman dan mengawasi perluasan pengiriman senjata ke Ukraina.
Scholz berterima kasih kepada Lambrecht atas pekerjaannya di masa-masa sulit. Scholz mengatakan, dia menghormati keputusan Lambrecht.
"Selama berbulan-bulan fokus media pada pribadi saya telah menghalangi debat faktual tentang militer dan kebijakan keamanan Jerman. Pekerjaan berharga para prajurit dan banyak orang di departemen saya harus berdiri di depan,” kata Lambrecht.
Scholz belum mengungkapkan sosok yang akan menggantikan Lambrecht. Tetapi dia mengindikasikan, pengganti Lambrecht akan segera diumumkan.
“Saya tahu dari sudut pandang saya bagaimana segala sesuatunya harus berjalan dan kami akan mengumumkannya pada waktunya,” kata Scholz.
Juru bicara Pemerintah Jerman, Christiane Hoffmann, pada Senin (16/1/2023) pagi mengatakan, penting bagi Scholz memastikan kesetaraan gender di antara para menteri. Namun, dia menolak mengomentari kemungkinan perombakan kabinet yang lebih luas.
Lambrecht menjadi menteri pertahanan sejak Scholz menjabat kanselir pada Desember 2021. Para kritikus telah lama menggambarkan Lambrecht sebagai orang yang tidak masuk akal. Tapi Scholz menggambarkan Lambrecht sebagai "menteri pertahanan kelas satu".
Pengunduran diri Lambrecht terjadi pada saat yang sensitif karena Scholz menghadapi tekanan yang meningkat untuk membuat langkah maju yang signifikan dalam bantuan militer Jerman ke Ukraina.
Jerman menyetujui pengiriman tank tempur Leopard 2 ke Ukraina. Awal bulan ini, Jerman setuju menyediakan 40 pengangkut personel lapis baja Marder dan baterai rudal pertahanan udara Patriot ke Kiev.
Jerman telah memberikan dukungan substansial kepada Ukraina dalam beberapa bulan terakhir, termasuk howitzer, senjata anti-pesawat self-propelled Gepard dan empat sistem rudal permukaan-ke-udara IRIS-T. Tetapi para kritikus telah lama mengeluhkan keraguan Scholz untuk meningkatkan bantuan.
Lambrecht sebelumnya menjabat sebagai wakil menteri keuangan. Dia kemudian diangkat menjadi menteri kehakiman pada 2019. Dia juga menjadi menteri untuk keluarga dan wanita pada bulan-bulan penutupan pemerintahan mantan kanselir Angela Merkel saat itu.
Lambrecht secara luas dipandang sebagai salah satu mata rantai terlemah pemerintah Scholz di Kementerian Pertahanan. Departemen yang terkenal berat ini memiliki sejarah reputasi menteri yang menurun.]
Pada Desember lalu, Lambrecht menepis anggapan pemerintah terlalu lamban dalam mendorong pengeluaran militer. Dia mengatakan, para pejabat telah bergerak cepat tetapi proyek semacam itu harus dinegosiasikan dengan hati-hati.
Lambrecht juga menuai kritik karena komunikasi yang buruk. Dimulai dengan pengumuman pada Januari 2022 bahwa Jerman akan mengirimkan 5.000 helm militer ke Ukraina.
Kemudian pada April, dia membawa putranya yang berusia 21 tahun dalam penerbangan helikopter militer. Kementerian Pertahanan mengatakan, putra Lambrecht telah mengajukan izin dan membayar secara pribadi sendiri. Tetapi para kritikus mengatakan, tindakan ini menunjukkan penilaian yang buruk.
Pesan video Tahun Baru di akun Instagram pribadi Lambrecht memicu seruan oposisi agar dirinya segera mundur. Video itu dinilai amatir, karena Lambrecht berbicara dengan latar belakang kembang api Malam Tahun Baru yang keras di jalan Berlin. Kerasnya suara kembang api membuat suara Lambrecht nyaris tak terdengar.
(***)