Bukan Hanya di Bumi, Ternyata Manusia Juga Nyampah di Luar Angkasa
Sebagian besar puing orbit berada dalam jarak 2.000 km dari permukaan Bumi dengan konsentrasi puing terbesar ditemukan di sekitar 750-1000 km. Di atas 1.000 km, puing-puing orbit biasanya akan terus beredar di Bumi selama seribu tahun atau lebih.
Artinya, bumi dikelilingi oleh cangkang puing, mengorbit dengan kecepatan sekitar tujuh hingga delapan km/detik. Hal ini pun membuat para ilmuwan kebingungang bagaimana mengatasi masalah sampah luar angkasa ini.
Ini bisa menimbulkan risiko bagi manusia di Bumi karena puing-puing yang tertinggal di orbit di bawah 600 km biasanya jatuh kembali ke Bumi dalam beberapa tahun. Dalam 50 tahun terakhir, rata-rata satu keping puing jatuh kembali ke Bumi setiap hari.
Meningkatnya populasi puing-puing luar angkasa juga meningkatkan potensi bahaya bagi semua kendaraan luar angkasa, termasuk ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dan pesawat luar angkasa lainnya dengan manusia di dalamnya, seperti Crew Dragon SpaceX.
"Kita perlu membersihkan dengan menemukan mekanisme yang tepat ketika kita meluncurkan objek ke luar angkasa, ada lebih sedikit puing dan jika kita bisa, bagaimana kita bisa membangun pesawat ruang angkasa yang lebih baik yang membersihkan diri mereka sendiri," kata Sarah Al Amiri, ketua UEA Space Agensu.
Namun, dia menambahkan bahwa meminta pembuat untuk menambahkan teknologi baru ke pesawat ruang angkasa menambah batasan biaya dan kemampuan yang membatasi orang untuk mengakses ruang angkasa. "Tapi saya yakin dengan inovasi sejati, Anda dapat menemukan teknologi baru yang saya tidak percaya ada saat ini di mana pesawat ruang angkasa pada akhirnya dapat mengurus dirinya sendiri," lanjutnya.