Menilik Kembali Sejarah Maluku yang Pernah 45 Kali Dilanda Tsunami
RIAU24.COM - Bencana alam seringkali melanda Indonesia, hal ini karena Indonesia berlokasi di pertemuan tiga lempeng tektonik; lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik.
Pagi ini Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku diguncang gempa dengan magnitudo (M)7,9 dengan parameter update M7,5 pada pukul 00.47.34 WIB. Bahkan, BMKG juga sempat mengeluarkan peringatan dini potensi tsunami. Namun, BMKG telah mengakhiri peringatan dini ini tsunami ini sejak pukul 03.43 WIB.
Melansir nasional.sindonews.com, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono melaporkan dalam catatan sejarah wilayah Maluku pernah terjadi tsunami sebanyak 45 kali. Dua di antaranya tsunami mematikan.
Daryono pun menyampaikan bahwa kawasan Maluku khususnya di Banda merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks yang terdapat subduksi Benda yang masih aktif.
“Di utara Seram ada North Seram Thrust kemudian di selatan juga ada South Seram Thrust kemudian di daratan Seram juga terdapat sesar Kawa. Ini semua memiliki Catatan sejarah panjang kegempaan yang destruktif dan mudah tsunami,” ujarnya, Selasa (10/1).
“Dalam tahun 1629 sampai 1998 kita mencatat sejarah tsunami yang pernah terjadi di wilayah Maluku dan Banda ini sebanyak 45 kali. Dan 2 di antaranya adalah tsunami yang paling mematikan atau deadly tsunami itu terjadi pada tahun 1674 yang menimbulkan korban jiwa 2.325 orang dan pada tahun 1809 itu menimbulkan 3.864 orang,” papar Daryono.
Daryono pun mengatakan dengan catatan ini patut menjadikan masyarakat untuk terus menyiagakan untuk meningkatkan antisipasi mitigasi tsunami di daerah Maluku baik itu dari aspek peringatan tsunami juga bagaimana meningkatkan kapasitas masyarakat di pulau untuk lebih siap menghadapi gempa dan tsunami.
“Untuk itu apa yang kita lakukan adalah upaya mitigasi yang berkelanjutan. Dan di sini BMKG memiliki paket kegiatan sekolah lapangan gempa untuk para stakeholder dan masyarakat untuk siswa sekolah kita juga menyiapkan paket dengan BMKG go to school,” kata Daryono.
“Jadi ini adalah upaya yang BMKG dilakukan untuk terus menyiapkan masyarakat di Maluku dan sekitarnya untuk bisa lebih menguasai bagaimana cara selamat saat terjadi gempa dan tsunami,” tutupnya.