Tak Banyak yang Tahu, Inilah Alasan Mengapa Bangunan Romawi Kuno Berusia Ribuan Tahun Masih Kokoh Sampai Hari Ini
Para peneliti menemukan, pecahan kapur putih merupakan salah satu kunci bahwa beton Romawi kuno bisa memperbaiki diri.
Masic dan tim mengumpulkan sampel beton dari Privernum, pemukiman kuno 100 kilometer selatan Roma, dan mempelajari komposisi mortar menggunakan mikroskop elektron dan spektroskopi sinar-x. Celah di beton telah diisi dengan kalsium karbonat, zat yang sama yang ditemukan di klas.
Para peneliti menyimpulkan, orang Romawi membuat beton melalui proses yang disebut pencampuran panas yaitu mencampur pasir, abu vulkanik, dan batu kapur yang dibakar dan air. Hidrasi menimbulkan reaksi kimia antara kapur dan air yang menaikkan suhu campuran sampai 200 derajat dan juga menyebabkan pembentukan bongkahan kecil sisa kapur.
Masic menjelaskan, jika beton akhirnya retak, air (baik itu hujan di darat atau air laut) mengalir melalui celah dan melarutkan kalsium dalam kapur. Kalsium kemudian mengendap dan mengkristal kembali di sepanjang retakan, akhirnya menyegelnya.
Untuk mengonfirmasi teori ini, para peneliti membuat tabung atau silinder Romawi, terinspirasi dari beton yang diproduksi dengan teknik pencampuran panas. Ketika beton terbentuk, mereka memecah tabung itu menjadi dua dengan jarak 0,5 mm, membiarkannya berada di bawah air mengalir.
Antara satu hingga tiga minggu retakan itu sembuh, sementara silinder kontrol yang dibuat dengan semen modern tetap rusak.