Jepang 2022: Orang Meninggal Karena Covid 19 '16 kali' Lebih Tinggi dari Tahun Lalu
RIAU24.COM - Sebuah laporan mengatakan bahwa jumlah orang yang meninggal karena Covid 19 di Jepang selama tiga bulan terakhir sekitar 16 kali lebih tinggi daripada selama periode yang sama tahun lalu.
Menurut laporan Mainichi Daily pada Jumat (30 Desember), ada 11.835 kematian terkait virus dari 1 Oktober hingga 29 Desember dibandingkan dengan 744 kematian selama periode yang sama tahun lalu.
Dari 23 Desember hingga 29 Desember tahun lalu, kematian harian adalah tiga (pada 23 Desember), nol (pada 24 Desember), satu (pada 25 Desember), nol (pada 26 Desember), nol (pada 27 Desember), dua (pada 28 Desember) dan empat kematian (pada 29 Desember).
Namun, data yang dirilis oleh kementerian kesehatan, tenaga kerja, dan kesejahteraan Jepang mengatakan bahwa kematian selama minggu yang sama tahun ini adalah 315 (pada 23 Desember), 339 (pada 24 Desember), 306 (pada 25 Desember), 217 (pada 26 Desember), 271 (pada 27 Desember), 415 (pada 28 Desember) dan 420 kematian (pada 29 Desember).
Harian Mainichi mengatakan pihaknya juga melihat kematian Covid 19 berdasarkan kelompok usia dari 31 Agustus hingga 27 Desember tahun ini.
Selama periode ini, 40,8% kematian berasal dari orang-orang berusia 80-an; 34,7% dari orang-orang berusia 90-an dan 17% dari orang-orang berusia 70-an.
Laporan tersebut mengatakan bahwa ketiga kelompok usia ini menyumbang lebih dari 92% kematian, menambahkan bahwa orang lanjut usia di Jepang harus sangat berhati-hati tentang Covid.
Sejak awal pandemi pada tahun 2020, Jepang telah mencatat lebih dari 27,7 juta kasus dan 54.365 kematian, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Wabah virus saat ini di Jepang adalah gelombang infeksi kedelapan di negara itu. Laporan sebelumnya oleh WION mengatakan bahwa Jepang memiliki jumlah infeksi global tertinggi dalam seminggu terakhir.
Pada Oktober, pemerintah Jepang mengakhiri pembatasan terkait Covid yang menghentikan pariwisata. Dan pada bulan November, kedatangan pengunjung ke negara itu melonjak menjadi hampir satu juta, menurut Organisasi Pariwisata Nasional Jepang (JNTO).
(***)