Ketika Jokowi Sindir Menteri: Yang Pusing Diberikan ke Saya, Kalau Lagi Nyanyi-nyanyi Saya Tak Diajak
RIAU24.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat pernyataan yang menyindir para menterinya yang berada di Kabinet Indonesia Maju.
Jokowi menyebut para menterinya kerap menghadapnya hanya untuk menyampaikan masalah saja. Sementara saat momen senang-senang dan berbahagia ia kerap tidak diajak.
Pernyataan Jokowi ini disampaikannya usai menghadiri Seminar Outlook Perekonomian Indonesia 2023 di Ritz Carlton, Jakarta pada Rabu (21/12/22).
"Yang pusing-pusing biasanya diberikan pada saya. Kalau yang masalah, yang problem, menteri-menteri itu mesti menghadap ke saya. Tapi kalau yang enak-enak, kayak kemarin nyanyi-nyanyi, makan-makan, tidak pernah mengajak saya," ungkap Jokowi dikutip kumparan.com.
Di kesempatan yang sama, Jokowi meminta para menteri untuk bersiap menghadapi ancaman krisis pada 2023.
Orang nomor satu di Indonesia itu memerintahkan seluruh jajaran pemerintahan untuk berani memikirkan strategi baru dalam meningkatkan perekonomian.
Kemudian, Jokowi juga mengingatkan di tahun 2015 lalu Indonesia masuk dalam daftar lima negara yang rentan terpuruk.
"Situasi yang kita hadapi sekarang ini bukan situasi yang gampang, situasinya sangat sulit diprediksi, sulit dihitung dan teori-teori standar. Semuanya sudah sulit untuk kita pakai lagi, karena semuanya ini keluar tidak berdasarkan pakem-pakem yang ada," ujarnya.
"Betul-betul situasi yang sangat sulit dan kita tahu di 2014-2015 kita ini masih masuk dalam fragile fight, kita masih dimasukkan dalam negara yang rentan untuk terpuruk bersama lima negara yang lain," lanjut Jokowi.
Jokowi juga menambahkan, para menteri harus berani melakukan reformasi struktural demi mencegah hal-hal yang membahayakan ekonomi makro.
Lebih lanjut, Jokowi juga meminta agar tidak membelanjakan uang negara untuk membeli alat yang tidak diperlukan dan kurang produktif.
"Kembali lagi, kemampuan domestik kita harus betul-betul kita garap dan salah satu hal penting yang kita lakukan adalah hilirisasi. Kalau semua provinsi melakukan hilirisasi, industrialisasi, inilah reformasi struktural riil yang ingin kita lakukan. Mengubah di hulu undang-undangnya, kemudian implementasikannya dalam pelaksanaan. Yang sulit memang di sini dan terus ini yang akan kita lakukan," pungkasnya.
(***)