Dengan Alasan Tak Masuk Akal, Pihak Berwenang Memindahkan Kamp Migran Meksiko di Perbatasan AS
RIAU24.COM - Kamp migran yang didirikan di sisi perbatasan Meksiko dengan AS dibongkar oleh polisi Meksiko pada Minggu karena alasan keamanan, kata seorang pejabat setempat. Kamp-kamp itu didirikan oleh sekitar 600 migran yang kebanyakan dari Venezuela di kota Ciudad Juarez. Meksiko telah menahan migran sejak beberapa hari ini.
Operasi terbaru, kepala Hak Asasi Manusia pemerintah Ciudad Juarez, Santiago Gonzalez mengatakan, ditujukan untuk memastikan keamanan para migran karena ada risiko kebakaran, tenggelam dan hipotermia.
Saat agen polisi anti huru hara memasuki kamp yang didirikan di samping Sungai Bravo, ketegangan muncul antara petugas dan migran yang dipaksa keluar dari tenda. Beberapa tenda terbakar selama operasi, yang kemudian didorong ke sungai terdekat untuk memadamkan api.
Meksiko menahan lebih dari 16.000 migran dalam rentang waktu empat hari, termasuk hampir 5.000 warga Venezuela, kata Institut Migrasi Nasional (INM) negara itu Senin lalu. Mayoritas migran berasal dari negara-negara Amerika Tengah dan Selatan, termasuk 4.968 orang Venezuela, 2.987 orang Guatemala, 1.385 orang Nikaragua, 1.311 orang Honduras, dan 1.285 orang Ekuador.
Seorang migran Venezuela yang diusir mengatakan kepada Reuters bahwa mereka tidak ingin meninggalkan kamp di depan tembok perbatasan karena itu adalah cara untuk menekan otoritas AS agar mengizinkan mereka memasuki negara itu.
Di bawah rencana yang disepakati antara otoritas AS dan Meksiko bulan lalu, yang pertama akan mengembalikan beberapa migran Venezuela yang memasuki AS secara ilegal ke Meksiko.