Studi: Rokok Elektrik Tidak Aman, Dapat Membuat Peradangan Pada Pembuluh Darah
RIAU24.COM - Merokok dengan produk tembakau menyebabkan sejumlah bahaya kesehatan, seperti kanker paru-paru dan berbagai penyakit jantung.
Ketika dunia beralih ke era informasi dalam dekade terakhir, rokok elektronik, atau rokok elektrik, muncul sebagai alternatif yang berpotensi lebih aman.
Namun, penelitian terbaru secara meyakinkan menunjukkan bahwa rokok elektrik dibungkus dengan risiko kesehatan mereka sendiri.
Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Dr Matthew Springer dari University of California, dan didanai oleh National Institutes of Health (NIH) yang berbasis di California, menemukan bahwa baik perokok rokok tembakau maupun perokok rokok elektrik memiliki tanda-tanda peningkatan peradangan pada pembuluh darah dan risiko pembekuan darah yang lebih tinggi.
Penelitian ini memiliki basis sukarelawan yang terdiri dari 120 orang dewasa berusia 21 hingga 50 tahun, di mana 42 di antaranya secara teratur menggunakan rokok elektrik, 28 merokok tembakau asap, dan 50 tidak menggunakan keduanya.
Para peneliti lebih lanjut membandingkan pembuluh darah pada non-perokok dengan menggunakan ultrasound untuk mengukur fungsi pembuluh darah dan menemukan bahwa pembuluh darah perokok rokok tembakau dan perokok rokok elektrik kurang dapat diperluas.
Sebagai tanda 'gangguan fungsi pembuluh darah', serum dari pengguna rokok elektrik menyebabkan sel-sel menjadi lebih permeabel atau bocor daripada serum dari perokok tembakau atau non-perokok, penelitian mengungkapkan.
"Temuan ini menunjukkan bahwa menggunakan kedua produk bersama-sama, seperti yang dilakukan banyak orang, dapat meningkatkan risiko kesehatan mereka dibandingkan dengan menggunakannya secara individual," kata Dr. Matthew Springer, yang memimpin penelitian, dalam sebuah pernyataan kepada jurnal Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology yang diterbitkan pada 26 Oktober.
Kebanyakan orang dalam penelitian ini menggunakan model rokok elektrik sebelumnya, daripada yang saat ini populer. Lebih banyak pekerjaan diperlukan untuk memahami efek kesehatan dari berbagai model rokok elektrik, kata penelitian itu.
(***)