TGIPF Beberkan Ada Oknum Perayu Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Untuk Menolak Autopsi
RIAU24.COM - Kuburan korban Tragedi Kanjuruhan akan digali untuk proses autopsi yang akan dilaksanakan pada 5 November mendatang.
Hal ini disampaikan oleh Laode M. Syarif selaku anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF)
Laode mengatakan, autopsi dilakukan lantaran adanya permohonan dari keluarga korban. Ia mengungkapkan, selama ini ada pihak yang mendatangi keluarga korban yang merayu untuk membatalkan autopsi tersebut.
Pihak yang merayu ini datang dengan membawa bingkisan dan dengan memberikan nasihat dengan tujuan keluarga korban batal menggelar autopsi.
"Banyak pihak yang datang bawa bingkisan, bahkan diceramahin bahwa 'dia sudah tenang di alam sana, ngapain kita menggali lagi kuburnya', seperti itu," kata Laode usai diskusi Diponegoro 29 Forum bertajuk 'Tragedi Kanjuruhan dan Transformasi Sepak Bola Indonesia', Sabtu (29/10/2022) dikutip sindonews.com.
Laode menyatakan, rayuan tersebut membuat keluarga korban merasa mendapat tekanan. Mereka merasa tidak nyaman dengan pihak yang meminta untuk membatalkan autopsi.
Untuk itu, Laode meminta pihak terkait dalam hal ini Kepolisian untuk lebih serius dalam menangani kasus ini.
Menurutnya, autopsi menjadi penting karena merupakan penyidikan kejahatan secara ilmiah.
"Jadi polisi harus menggunakan segala cara yang ada untuk menginvestigasi itu, harusnya didukung," ucapnya.
Sebelumnya, Devi Athok Yulfitri, keluarga korban Tragedi Kanjuruhan Malang kembali menyatakan kesiapannya untuk mengajukan proses autopsi.
Diketahui, Devi Athok sempat membatalkan rencana autopsi kepada kedua anak perempuannya yang menjadi korban Tragedi Kanjuruhan Malang.
Devi Athok berencana bakal kembali mengajukan autopsi jenazah dua putrinya tersebut.
"Iya kami siap," jawab Devi usai dimintai keterangan di Mapolres Malang, Kepanjen, Senin (24/10/2022).
(***)