RIAU24.COM - Jepang dilaporkan berencana untuk membeli rudal jelajah Tomahawk buatan AS dan negosiasi sedang dalam tahap akhir, harian Yomiuri melaporkan pada hari Jumat, mengutip beberapa sumber pemerintah Jepang yang tidak disebutkan namanya. Karena Beijing telah dengan cepat memodernisasi militernya, selain mengadakan latihan, Tokyo berusaha untuk meningkatkan kekuatannya. Ia berusaha untuk membangun inventaris senjatanya, yang dilaporkan terbesar sejak Perang Dunia II.

Tomahawk diketahui mencapai target dari jarak lebih dari 1.000 km (620 mil). Ini menempatkan bagian dari Cina dan Timur Jauh Rusia dalam jangkauan negara.

Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno menolak berkomentar tentang masalah ini tetapi mengakui bahwa dia mengetahui laporan yang beredar. 

"Pemerintah sedang mempertimbangkan tentang kemampuan serangan balik tetapi tidak ada spesifik yang diputuskan," tambahnya.

Aktivitas militer China di laut dan langit di sekitar Taiwan dan Jepang telah menjadi perhatian Tokyo. Ia khawatir bahwa invasi Rusia ke Ukraina dapat dilihat sebagai preseden oleh China yang mungkin mendorongnya untuk menggunakan kekuatan melawan Taiwan.

Setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan pada bulan Agustus, China telah menembakkan rudal ke perairan kurang dari 160 km dari Jepang untuk menunjukkan kemarahannya atas perjalanan tersebut, karena China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya.