Semakin Bertambah, Korban Tewas Akibat Serangan Udara di Kachin Myanmar Bertambah Menjadi 80 Orang
Pernyataan militer juga menyebut laporan tentang jumlah korban tewas yang tinggi sebagai "rumor" dan membantah militer telah mengebom sebuah konser dan penyanyi serta penonton termasuk di antara yang tewas.
Kantor PBB di Myanmar mengatakan dalam sebuah pernyataan sebelumnya pada hari Senin bahwa mereka “sangat prihatin dan sedih” dengan laporan serangan udara tersebut.
Kedutaan Barat di Myanmar, termasuk Amerika Serikat, mengeluarkan pernyataan bersama yang mengatakan serangan itu menggarisbawahi "pengabaian rezim militer atas kewajibannya untuk melindungi warga sipil dan menghormati prinsip-prinsip dan aturan hukum humaniter internasional".
Laporan serangan mematikan itu datang hanya beberapa hari menjelang pertemuan khusus para menteri luar negeri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk membahas meluasnya kekerasan di Myanmar.
Myanmar telah dilanda konflik selama beberapa dekade terkait dengan perjuangan kemerdekaan etnis minoritas, tetapi perlawanan anti-pemerintah telah meningkat tajam secara nasional sejak kudeta militer pada tahun 2021 dan pembentukan gerakan pro-demokrasi bersenjata yang menentang kekuasaan militer.
Tentara Kemerdekaan Kachin adalah salah satu kelompok pemberontak etnis yang lebih kuat dan mampu membuat beberapa persenjataan mereka sendiri.