Hati-hati! Inilah 7 Hal yang Menggugurkan Pahala Amal Saleh
RIAU24.COM - Setiap amalan baik yang dilakukan umat muslim bisa saja gugur dan terhapus karena hal-hal yang akan dijelaskan dalam hal ini.
Tentu saja gugurnya pahala dan penghapusan amal saleh yang telah dilakukan dengan sungguh akan merugikan diri kita baik di dunia maupun di akhirat, hanya karena melakukan hal-hal yang dibenci Allah.
Kita juga merugi karena kita tidak dapat mendapat pahala ibadah di sisi Allah yang memerintahkan hamba-Nya untuk melakukan amal shaleh dengan penuh ketaatan.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman yang artinya: "Dan sungguh, telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, "Sungguh, jika engkau menyekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah engkau termasuk orang yang rugi." (QS. Az-Zumar : 65)
Dikutip dari laman kalam.sindonews.com, berikut 7 hal yang dapat menggugurkan pahala dari amel saleh yang telah dilaksanakan oleh manusia namun tidak diterima sebagai ibadah di sisi Allah:
1. Syirik atau menyekutukan Allah
Syirik atau menyekutukan Allah, tidak hanya membatalkan amalan saleh saja tapi juga bahkan menghapuskan keislaman dan keimanan.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman yang artinya: "Dan Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang." (QS. Al-Baqarah : 163)
2. Keluar dari agama Islam (murtad)
Jika seseorang sudah murtad atau keluar dari agama Islam, maka amal ibadahnya terdahulu menjadi batal dan tidak diterima oleh Allah SWT.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman yang artinya: "... Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya."" (QS. Al-Baqarah : 217)
Menurut Muhammad bin Ahmad asy-Syarbini yakni seorang ahli malam, mufasir, dan ahli fikih yang wafat tahun 977 H, mendefinisikan murtad adalah memutus Islam dengan niat (sengaja), dengan ucapan atau perbuatan, baik dia mengucapkan dengan maksud menghina syariat Islam atau mengingkari hukum hukum Islam.
3. Nifaq dan riya'
Nifaq adalah seseorang menampakkan kebaikan, padahal dia menyembunyikan keburukan, baik berkaitan dengan i’tiqad (keyakinan) ataupun berkaitan dengan amal perbuatan. Dia membenci kebaikan Islam namun dia tampil seolah-olah baik kepada Islam.
Sedangkan riya' adalah seseorang beramal shalih kepada Allah Ta’ala, akan tetapi dia ingin dilihat dan ingin dipuji manusia. Dia memperbagus amalnya, atau melakukan suatu amal dengan kualitas yang lebih baik, namun tujuannya mengharapkan pujian manusia dengan amalnya tersebut.
Keduanya bisa membatalkan amal shaleh karena menyimpang dari tuntutan ibadah yang seharusnya murni karena Allah Ta'ala semata. Riya’ adalah salah satu ciri dari ciri-ciri orang munafik.
Allah Ta’ala berfirman yang artinya: "Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk sholat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud riya (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali." (QS. An-Nisa' : 142)
4. Mendatangi dukun, peramal dan sejenisnya
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa mendatangi peramal atau dukun dan mempercayai ucapannya, maka sungguh dia telah kufur terhadap (syariat) yang diturunkan kepada Muhammad. (Hadis Shahîh, al-Jâmi` ash-Shaghîr) Dalam lafazh lain, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Barangsiapa mendatangi peramal, kemudian dia bertanya kepadanya tentang sesuatu maka tidaklah diterima shalatnya sepanjang empat puluh hari.” (HR. Muslim)
5. Durhaka terhadap kedua orang tua, mengungkit-ungkit sedekah yang diberikan dan mendustakan takdir
Pelaku tiga perbuatan ini diancam dengan gugurnya pahala amalan yang mereka kerjakan.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ada tiga golongan manusia yang Allâh tidak akan menerima dari mereka amalan wajib (fardhu), dan tidak pula amalan sunnat (nafilah) mereka pada hari Kiamat kelak; seorang yang durhaka kepada orang tuanya, seorang yang menyebut-nyebut sedekah pemberiannya, dan seorang yang mendustakan takdir.” (Hadis Shahîh, al-Jâmi` ash-Shaghîr)
6. Pecandu minuman keras (Alkohol)
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa minum khamer, tidak diterima shalatnya empat puluh hari, jika dia bertaubat maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengampuninya. Jika dia mengulanginya, tidaklah diterima shalatnya empat puluh hari, jika dia bertaubat maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengampuninya. Jika dia mengulanginya tidaklah diterima shalatnya empat puluh hari, jika dia bertaubat maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengampuninya. Jika dia mengulangi lagi ke empat kalinya tidaklah Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima shalatnya empat puluh hari, jika dia bertaubat Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menerima taubatnya, dan kelak Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikannya minum dari sungai khabal”. Wahai Abu ‘Abdirrahmân, apa itu sungai khabal? Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Sungai (berisi) nanah penduduk neraka”. (HR at-Tirmidzi)
7. Kedurhakaan istri kepada suaminya yang shaleh
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ada tiga golongan manusia, shalat mereka tidak melampaui telinga mereka; budak yang kabur dari majikannya sampai dia kembali, seorang isteri yang melewati malam hari dalam keadaan suaminya murka kepadanya, seorang imam bagi sekelompok kaum padahal mereka membencinya”. (HR at-Tirmidzi)
Wallahu’Alam