Soal Sanitasi, Kesadaran Masyarakat Siak Dinilai Masih Rendah
Berdasarkan data Kementrian Kesehatan 24 persen penyebab kematian, salah satunya akibat buruknya sanitasi, namun dapat di cegah melalui modifikasi lingkungan, salah satunya kembalikan sanitasi.
"Kami bersama Dinas PUPR Siak berjuang keras bagaimana Siak ini bisa terbebas dari stop Buang Air Besar Sembarangan(BABS). Termasuk bantuan Infrastruktur jamban sehat salurkan dari BAZNAS Siak juga disalurkan,"ucapnya.
Ia menyebutkan melalui kegiatan di Dinas Kesehatan tahun 2020 sudah melakukan sosialisasi PHBS di setiap kecamatan, namun angka kesadaran mayarakat terhadap senitasi dengan memiliki jamban sehat hanya sedikit.
“Sanitasi yang jelek salah satu penyebab terjadinya stunting, ini masalah dan Pekerjaan Rumah bagi kita semua, Jika ini tidak kita tangani maka akan ada 1050 orang berpotensi menjadi stunting baru. Kita menyelesaikan stunting selesaikan dulu masalah di hulunya, ya itu sanitasi jamban sehat, kemudian baru bereskan terasanya,”paparnya.
Sambung dia, dibutuhkan kolaborasi bersama dalam mengatasi sanitasi, karena sanitasi yang aman merupakan investasi masa depan. Saat ini 17 persen masyarakat memanfaatkan air isi ulang, jika air ini sudah tidak sehat, Perlu kepedulian bersama untuk mengembangkan masa depan air dan penggunaan energi melalui penanganan sanitasi yang baik.
Untuk di ketahui 53 persen penduduk kabupaten Siak berdomisili di pingir air atau pinggir Daerah Aliran Sungai (DAS) ini jadi masalah, bagaiman kita mengadopsi teknologi tepat guna supaya bisa kita bagun secara komunal.