Kesehatan Mental: Bagaimana Hal Ini Mempengaruhi Kulit Dan Rambut Kita
RIAU24.COM - Kulit kita adalah manifestasi eksternal dari kesejahteraan batin kita dan penampilan serta penampilan kita sangat membantu untuk membuat tanda kita di masyarakat.
Dalam nada yang lebih ringan, stres sangat dikenal berbahaya bagi kesehatan kulit tetapi psikiater terkemuka dari seluruh dunia telah mengidentifikasi kondisi kejiwaan atau gangguan mental tertentu yang secara langsung mempengaruhi kulit.
Lebih dari Sekadar Pikiran; Ada di Otak
Pikiran adalah tentang proses fungsional sedangkan otak adalah pembangkit tenaga listrik utama yang mengendalikan seluruh keberadaan kita, termasuk pikiran. Jika ada beberapa ketidakseimbangan dalam struktur otak itu akan menunjukkan dalam berbagai bentuk, salah satu gejala penting adalah penyakit kulit. B
Profesional kesehatan mental telah menciptakan istilah Gangguan Psikodermatologis untuk kondisi ini. Ini terbentuk dari psiko (terkait otak)+derma (terkait kulit). Gangguan Psikodermatologis berimplikasi pada hubungan antara kesehatan mental dan kulit.
Kategori Gangguan Psikodermatologis
Gangguan psikodermatologis secara luas dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
- Gangguan psikofisiologis
- Gangguan kejiwaan primer
- Gangguan kejiwaan sekunder
Penyakit kulit seperti psoriasis dan eksim termasuk dalam kategori gangguan psikofisiologis yang mencerminkan keadaan emosional seseorang, yang paling umum adalah stres.
Rambut adalah bagian dari kulit dan gangguan kejiwaan primer yang mengarah ke gangguan kulit seperti trikotilomania, juga dikenal sebagai gangguan tarikan rambut. Orang yang menderita gangguan impuls ini memiliki dorongan kompulsif untuk mencabut rambut seseorang, yang menyebabkan rambut rontok, botak, dan bahaya sosial yang terlihat. Penyebab utama termasuk depresi dan stres. Masalah sebenarnya adalah psikologis sedangkan gejala terkait kulit disebabkan oleh diri sendiri.
Gangguan kejiwaan sekunder termasuk orang-orang dengan gangguan psikologis utama dan yang mungkin mengembangkan gangguan serius seperti depresi, rasa malu, frustrasi, dan fobia sosial sebagai akibat dari kulit yang cacat. Ini memiliki dampak negatif yang parah pada harga diri dan citra tubuh.
Perawatan dan Dukungan
Gangguan mental atau penyakit kejiwaan sepenuhnya dapat disembuhkan dan tidak boleh dipandang sebagai fenomena super-alami. Pasien tidak boleh diperlakukan sebagai abnormal atau aneh. Mereka membutuhkan pemahaman, dukungan, dan intervensi profesional.
Psikiater akan mengevaluasi kondisi orang tersebut dan setelah mencapai diagnosis akan dimulai dengan perawatan yang mungkin terdiri dari obat-obatan, psikoterapi dan terapi perilaku, hipnosis, relaksasi, meditasi, dan kelompok pendukung.