Maulid Nabi, Perayaan yang Terbukti Tak Pernah Dilakukan Rasul dan Sahabat
RIAU24.COM - Beberapa kalangan berpendapat jika Maulid Nabi dibuat pada abad kelima Hijriah, atau tahun 500-an.
Namun pendapat lebih kuat menyebutkan jika perayaan Maulid Nabi besar-besaran digelar pada abad ke-3 Hijriyah dikutip dari liputan6.com.
Ada juga yang menyebutkan jika Maulid Nabi sudah dirayakan sejak zaman Dinasti Abbasiyah, pada abad 2-3 Hijriyah.
Namun mana yang paling benar?
Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menjelaskan jika kaum pertama kali merayakan Maulid Nabi adalah Khalifah Fathimiyah.
Orang itu bernama Al-Mu’izz li Dinillah ketika baru datang dari Tunis, putra dari Abdullah al-Mahdi dari Dinasti Mahdawiyah yang juga dari Tunis.
"Jadi, yang pertama mengadakan maulid adalah Kalifah Fathimiyah pada 363 H, bukan Syamsud Daulah atas perintah Nidzamul Mulk. Kalau itu (Syamsud Daulah) yang (peratma kali) dari ahlusunnah," ujarnya.
Katanya, saat itu Khalifah Fatimiyah memasuki Mesir dan mengalahkan Dinasti Ibnu Thalun pada 361 H.
Perintah pertama yang diinstruksikan Al-Mu’izz li Dinillah setelah itu adalah mendirikan Masjid Jami’ Al-Azhar.
"Setelah mengalahkan Dinasti Ibnu Thalun, Al-Mu’izz li Dinillah mendirikan kota yang diberi nama Al-Qahirah, artinya yang menang. Lalu mengadakan Haflatul Maulid besar-besaran pada 363 H," ujarnya.
Sementara dari kalangan ahlusunnah, orang yang pertama kali mengadakan perayaan Maulid Nabi adalah Syamsud Daulah atas perintah Nidzamul Mulk di Irak, sekitar tahun 500-an ketika sedang berkecamuk perang Salib.
Peringatan maulid Nabi dirayakan secara besar-besaran, yang niatnya untuk mempersatukan umat Islam.