Wartawan Filipina Percival Mabasa Ditembak Mati Dalam Sebuah Insiden Mematikan
RIAU24.COM - Kelompok media dan aktivis kebebasan pers di Filipina mengutuk pembunuhan jurnalis Percival Mabasa, yang ditembak mati di dekat rumahnya di ibu kota negara itu. Jurnalis sekaligus penyiar radio berusia 63 tahun, yang juga dikenal sebagai Percy Lapid, dibunuh oleh dua penyerang dengan sepeda motor di gerbang kompleks perumahan di daerah Las Pinas di pinggiran kota Manila pada Senin malam, kata polisi pada Selasa.
Dalam sebuah pernyataan, Persatuan Jurnalis Nasional Filipina mengatakan pembunuhan Mabasa menunjukkan bahwa “jurnalis menjadi profesi yang berbahaya” di negara tersebut.
“Insiden yang terjadi di Metro Manila menunjukkan betapa kurang ajarnya para pelaku, dan bagaimana pihak berwenang gagal melindungi jurnalis serta warga biasa dari bahaya,” tambahnya.
Mabasa telah mengkritik “tanda merah” – menuduh seseorang sebagai simpatisan komunis – serta operasi perjudian online dan informasi yang salah seputar darurat militer, kata serikat pekerja. Dia juga seorang kritikus blak-blakan terhadap mantan Presiden Rodrigo Duterte serta kebijakan dan pejabat di pemerintahan penggantinya, Ferdinand Marcos Jr, tambahnya.
Tidak ada komentar langsung dari pemerintah, sementara polisi berjanji untuk meminta pertanggungjawaban para pelaku.
"Kami tidak mengabaikan kemungkinan penembakan itu terkait dengan pekerjaan korban di media," kata kepala polisi setempat Jaime Santos dalam sebuah pernyataan.