Mengenang Peristiwa Pertempuran 5 Hari di Semarang
RIAU24.COM - Peristiwa Lima Hari di Semarang ditandai dengan dibangunnya Tugu Muda berbentuk lilin dengan kepala menyerupai api menyala.
Pertikaian yang berlangsung 15-19 Oktober 1945 itu terjadi antara masyarakat dan pejuang bertempur melawan tentara Jepang di wilayah Simpang Lima dikutip dari detik.com.
Semua diawali dari peristiwa yang terjadi pada tanggal 14 Oktober 1945.
Saat itu, sekitar 400 orang veteran Angkatan Laut Jepang memberontak dan melarikan diri saat dipindahkan ke Semarang.
Para veteran tentara Jepang semula akan dipekerjakan untuk mengubah pabrik gula Cepiring menjadi pabrik senjata.
Para veteran tentara Jepang tersebut menyerang polisi Indonesia yang mengawal mereka. Mereka bergerak melakukan perlawanan dengan alasan mencari dan menyelamatkan orang-orang Jepang yang tertawan.
Situasi memanas dengan adanya desas-desus jika cadangan air minum di daerah Candi, desa Wungkal telah diracuni.
Pihak Jepang memperparah keadaan dengan melucuti delapan orang polisi yang menjaga cadangan air minum tersebut. Alasannya yaitu untuk menghindarkan peracunan cadangan air minum.
Peristiwa ini memicu kemarahan rakyat Semarang dan meletuskan pertempuran. Pemuda dan pejuang Indonesia bertempur melawan orang-orang Jepang ini.
Pertikaian baru berhenti setelah Gubernur Wongsonegoro dan pemimpin TKR berunding dengan komandan tentara Jepang.
Proses gencatan senjata dipercepat setelah Brigadir Jenderal Bethel dari pasukan Sekutu ikut terlibat dalam perundingan pada tanggal 20 Oktober 1945. Pasukan Sekutu lalu melucuti senjata Jepang dan menawan pasukan Jepang.