Studi Menyebutkan Mimpi Bisa jadi Tanda Peringatan Dini Risiko Demensia
Lalu sebuah peneliti juga menganalisis data untuk mengetahui apakah peserta dengan frekuensi mimpi buruk yang lebih tinggi pada awal penelitian lebih mungkin untuk terus mengalami penurunan kognitif - penurunan cepat dalam memori dan keterampilan berpikir dari waktu ke waktu dan didiagnosis dengan demensia.
Hasilnya, peneliti menemukan bahwa peserta paruh baya yang mengalami mimpi buruk setiap minggu, empat kali lebih mungkin mengalami penurunan kognitif (pendahulu demensia) selama dekade berikutnya. Sedangkan, peserta yang lebih tua dua kali lebih mungkin didiagnosis dengan demensia.
Menariknya, hubungan antara mimpi buruk dan demensia di masa depan jauh lebih kuat pada pria daripada wanita.
Misalnya, pria yang lebih tua di mana mengalami mimpi buruk setiap minggu, lima kali lebih mungkin mengembangkan demensia dibandingkan dengan pria yang lebih tua yang tidak mengalami mimpi buruk. Namun, pada wanita, peningkatan risikonya hanya 41 persen.
Secara keseluruhan, hasil ini menunjukkan bahwa mimpi buruk yang sering mungkin merupakan salah satu tanda awal demensia, yang dapat mendahului perkembangan memori dan masalah berpikir selama beberapa tahun atau bahkan beberapa dekade terutama pada pria. Atau, mungkin juga mengalami mimpi buruk dan mimpi seram secara teratur bahkan bisa menjadi penyebab demensia.
(***)