Wow, Tenyata Kulit Ayam Memiliki Lemak Berbahaya Intip Penjelasannya!
RIAU24.COM - Siapa yang tidak tau makanan satu ini yaitu daging ayam, tak hanya rasanya yang bikin nagis daging ayam cocok dikonsumsi untuk segala kalangan.
Tak hanya itu, daging ayam juga dapat diolah dengan berbagai macam, mulai di goreng, di gulai, di jadikan sup, hingga hidangan lainnya.
Daging ayam juga dikonsumsi secara global, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) memperkirakan bahwa pada tahun 2021, 133 juta ton daging putih dikonsumsi di seluruh dunia.
Makanan satu ini juga kaya akan protein serta sumber vitamin dan mineral yang penting.
Ia juga mengandung lemak tak jenuh tunggal (mono-unsaturated fat) dalam kadar signifikan, yang bermanfaat dan dapat membantu kesehatan kardiovaskular.
Salah satunya yaitu oada bagian kulit ayam, bagian ini diketahui mengandung lemak tingkat tinggi.
Namun, apakah baik makan ayam dengan kulit atau haruskah kita melepasnya sebelum memasak atau memakannya?
Mara Dolores Fernndez Pazos, ahli gizi di Center for Nutritional Information of Chicken Meat (CINCAP) di Argentina menjelaskan bahwasannya kulit ayam mengandung 32% lemak.
"Kulit ayam mengandung 32% lemak, yaitu, setiap 100 gram kulit yang kita konsumsi, 32 gram adalah kontribusi lemak," katanya.
Diketahui, sepertiga dari kulit ayam adalah lemak jenuh, salah satu yang disebut "lemak berbahaya," yang berkontribusi pada peningkatan kadar kolesterol "jahat".
Ini merupakan tingkat lemak yang sama dengan yang terkandung dalam daging ayam.
"Jika kita mengkonsumsi ayam dengan kulit, kita akan meningkatkan asupan kalori setiap porsi sekitar 50%. "
Jadi, misalnya, jika kita makan dada ayam 196 gram tanpa kulit, kita akan mengonsumsi 284 kalori, dengan 80% kalori dari protein dan 20% dari lemak.
Namun, angka tersebut meningkat secara drastis jika kita makan bersama kulit aya,.
Dada ayam akan menyumbang 386 kalori, dengan 50% berasal dari protein dan 50% dari lemak.
"Rekomendasi paling sehat dan paling umum di masyarakat populasi ialah mengupas (kulit) sebelum makan, agar tidak menjadi kalori atau lemak ekstra di piring."ungkap Dolores.
